MADRID – Spanyol dan Jerman takkan sama seperti di Balaidos, empat tahun lalu. Joachim Loew pun takkan lagi bisa menganggap La Furia Roja sekarang masih bercita rasa Barcelona. Sebab Spanyol di tangan Julen Lopetegui sudah mulai merintis DNA gaya main Real Madrid, rival Barca.
Nah, ini yang jadi warna ketika Jogi mencicipi Spanyol bercita rasa Los Blancos, pada laga uji coba di Esprit Arena, Duesseldorf, besok WIB. Siapa pemenangnya? Jerman-nya Jogi yang tetap setia mengadopsi gaya permainan Bayern Muenchen atau wajah baru Spanyol-nya Lopetegui?
Faktanya, Lopetegui dalam eranya perlahan mulai melepaskan DNA Barca-nya. Dalam 16 laga kompetitifnya bersama Spanyol, hanya enam kali atau 37,5 persen Lopetegui menjajal formasi warisan Vicente Del Bosque itu. Entrenador yang mampu mengantarkan Spanyol jadi juara di Euro U-19 2012 dan Euro U-21 2013 itu lebih sering memakai 4-2-3-1.
Formasi yang jarang diusung Spanyol-nya Del Bosque. “Formasi boleh berganti. Tetapi gaya main kami takkan berganti,” sebut Lopetegui, dilansir Football Espana. Lopetegui masih boleh berkilah jika DNA Barca takkan luntur. Tetapi, jalannya melatih yang berawal di Castilla tak bisa berbohong.
Darah sepak bola Basque-nya juga sudah mengalir, karena dari Castilla-lah dia merintis sepak bolanya. Begitu pula ilmu melatihnya. Mantan kiper itu pun juga pernah menyerap ilmu melatihnya dari Real B pada 2008-2009. Upaya menanamkan DNA Real makin kental usai dia merilis siapa yang dia bawa untuk dua laga uji coba internasional.
Selain melawan Jerman, Sergio Ramos dkk menghadapi Argentina di Madrid, 28 Maret. Dari 23 pemain yang dia panggil, hanya tiga anak buah Ernesto Valverde. Lopetegui memilih 6 pemain yang main di bawah arahan Zinedine Zidane. Bahkan, Marcos Alonso yang akan diberi debut pekan ini, juga datang dari Castilla.
Lopetegui tak memandang ini dari rivalitas Real-Barca. “Ini akan menguntungkan kami, karena kami bisa punya variasi opsi taktikal. Saya ingin dua atau tiga opsi skema main, dan tak perlu mengubah gaya main kami,” lanjutnya. “Main seperti Real? Jangan berharap bisa melihat sepak bola indah,” kritik Xavi, mantan pemain Barca, kepada BEIN Sports.
Apalagi Jerman pun makin kental dengan aroma Saebener Strasse, kamp latihan Bayern. Jogi masih setia dengan gagasan yang pernah dibawa Pep Guardiola di Bayern. Bukan cuma di sisi formasi yang bisa 4-2-3-1 atau 4-3-3, juara Piala Dunia 2014 juga didapat dengan kekuatan lini tengah yang dominan. Bukan ujung tombaknya.
“Saya lebih suka striker yang kuat secara teknik, punya kecepatan, dan berpostur pendek sehingga mampu bergerak ke arah mana pun serangan kami,” kata pelatih yang sudah memberi dua trofi juara turnamen mayor itu. “Sedikit cita rasa Pep,” begitu sebutan yang disematkan Der Spiegel pada Jogi.
Apabila Timo Werner jadi pemain nomor sembilannya, maka di belakang Turbotimo ada Thomas Mueller kreator serangan dari Bayern. Lebih mirip dengan Bayern yang mem-build-up serangan dari belakang, defense Jerman berasa Bayern. Ada Joshua Kimmich, Jerome Boateng, Nicklas Suele, an Mats Hummels, kuartet pertahanan Bayern.
(ren)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn