SURABAYA – Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar tidak menurunkan minat masyarakat di Indonesia untuk melakukan perjalanan umrah. Padahal, kenaikannya mencapai USD 150″200 (setara Rp 1,8 ” 2,4 juta dengan kurs Rp 12.400).
“Sampai sekarang belum terlihat menurun walau dolar sudah mulai munguat sejak akhir tahun lalu. Hal itu karena pada umumnya jamaah sudah niat untuk ibadah,” kata Presiden Direktur Isbir Tour dan Travel Fauzi Mahendra kemarin.
Dia menambahkan, saat ini mayoritas masyarakat di Tanah Air terutama dari kalangan menengah justru memilih paket perjalanan umrah kelas gold atau level tertinggi. Fauzi menyebut, dari total jamaah yang terdaftar sebanyak 70 persennya mengikuti paket gold sedangkan jamaah yang mendaftar di kelas ekonomi sebesar 25 persen dan 5 persennya kelas menengah.
Fauzi menerangkan, biaya perjalanan umrah kelas ekonomi sekarang ini sekitar USD 1.900 dengan rute Surabaya-Madinah. Sementara paket silver sampai gold di kisaran USD 2.000 – 2.550.
Secara keseluruhan, lanjut Fauzi, sudah tercatat sebanyak 650 jamaah yang dijadwalkan berangkat sampai akhir Januari. Sepanjang tahun 2015, dia menargetkan 3.500 jamaah. Dia optimistis mampu mencapai target ditunjang dengan penerapan strategi promo. Dia mengungkapkan, sebesar 70 persen pangsa pasarnya merupakan instansi pemerintahan, perusahaan swasta sebanyak 20 persen, dan sisanya diisi perorangan.
Sejauh ini, Fauzi mampu memberangkatkan jamaah sekitar lima hingga tujuh kali penerbangan per bulan saat peak season. Namun, saat kondisi normal pihaknya hanya memberangkatkan jamaah dengan tiga kali penerbangan. Upaya yang dilakukan pihaknya untuk memperluas pasar dengan ekspansi kantor cabang di Banyuwangi dan Lumajang. Menurut dia, daerah tersebut mempunyai potensi besar. (ias/tia)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn