Jelang Muktamar, UMP Rumuskan Gerakan Sosial Muhammadiyah
Jelang Muktamar Muhammadiyah ke 47 di Makasar, Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) menggelar seminar pra muktamar bertajuk “Strategi dan Model Gerakan Sosial Baru : Inspirasi Muhammadiyah Menuju Dunia Berkemajuan” di aula AK. Anshori, Kantor Pusat UMP, Sabtu (5/9). Seminar ini tidak hanya dihadiri civitas akademika UMP dan jajaran Pimpinan Wilayah, Daerah, Cabang atau Ranting Muhammadiyah tetapi juga berbagai organisasi kemasyarakatan berbasis agama di Jawa Tengah.
Rektor UMP, Dr H Syamsuhadi Irsyad MH, mengatakan bahwa UMP sebagai perguruan tinggi Muhammadiyah yang diamanatkan oleh PP Muhammadiyah untuk mengadakan seminar ini berharap dapat memberikan materi berbeda, membawa kemajuan untuk bersama, memberikan manfaat baik di lingkungan Muhammadiyah dan Indonesia.
Rektor meyakinkan, keberadaan Muhammadiyah di tengah masifnya globalisasi harus semakin penting untuk mengembangkan diri. Menurutnya Muhammadiyah harus mampu membaca arah dan pengaruh globalisasi bagi gerakan sosialnya. “Muhammadiyah harus membawa kemajuan bagi lingkungan sekitar, mengembangkan amanat PP Muhamamdiyah dan ambil peran aktif dalam membangun bangsa serta negara,” katanya.
Rektor memastikan UMP sebagai amal usaha Muhammadiyah akan selalu menyumbangkan pemikiran berkemajuan sesuai dengan cita-cita KH. Ahmad Dahlan. Tidak hanya itu, UMP terus berupaya dengan maksimal menerapkan berbagai program unggulan sehingga UMP menjadi salah satu perguruan tinggi bertaraf world class university.
Melalui seminar ini juga diharapkan memperoleh pandangan, gagasan, strategi dan model gerakan sosial baru. Sebuah rumusan yang akan sangat bermanfaat bagi Muhammadiyah dalam meneguhkan jati dirinya sebagai gerakan sosial keIslaman yang memberi warna dalam perkembangan global.
Ada 6 pembicara dalam seminar ini yaitu A. Imam Mujadid Rais, MA, Drs Suwarno, MSi, Dr. Zuly Qodir, Eko Prasetyo SH, Dr. (HC) Said Tuhuleley, MM dan Budi Asyhari Afwan, MA. Di sesi pertama, A. Imam Mujadid Rais, MA dan Drs Suwarno MSi memaparkan materi tentang “Peta dan Tren Gerakan Sosial Masa Kini” Dalam paparannya Suwarno yang juga dosen Pendidikan Sejarah UMP ini lebih banyak menjelaskan tentang perbedaan Gerakan Sosial (Gersos) dan Gerakan Sosial baru (GSB).
Menurutnya, Muhammadiyah tergolong dalam Gersos dan GSB. Muhammadiyah sebagai Gersos memiliki tipologi sebagai gerakan pembaharuan, inovasi, berorientasi kelompok, jalan damai, termasuk dalam gerakan baru yang ruang geraknya mengalami dinamika, multilevel hingga global.
Sebagai GSB, sejak awal Muhammadiyah sudah menawarkan paradigma baru dalam kehidupan sosial keagamaan umat Islam. Suwarno menegaskan ada PR Muhammadiyah yang harus diselesaikan yaitu mampukah mengendalikan isu dan memobilisasi opini publik serta apakah Muhammadiyah dapat memobilisasi seluruh sumber daya yang dimiliki yang dipadukan dengan identitas dirinya sebagai gerakan Islam, dakwah serta tajdid.
Sementara itu Imam Mujadid Rais, MA menekankan pentingnya penggunaan media sosial. Menurutnya, Tantangan Muhammadiyah sekarang bukan lagi NU. “Jadikanlah NU dan ormas lain sebagai partner berjuang. Tantangan muhamamdiyah sekarang itu media sosial karena sekarang anak muda lebih suka mendengarkan ceramah lewat media sosial daripada di masjid,” tuturnya. Imam mengharapkan cendekiawan Muhammadiyah yang jarang sekali menggunakan media sosial, harus beradaptasi dengan perkembangan jaman. “Salah satu ciri Islam berkemajuan yaitu membooming lewat media,” tandasnya mantap. Peserta seminar nampak serius mengikuti paparannya. 4 narasumber lainnya akan membawakan materi yang berbeda. Di sesi kedua, Dr. Zuly Qodir dan Eko Prasetyo SH mengangkat tema tentang peran dan eksistensi Muhammadiyah di tengah arus gerakan sosial baru. Sedangkan di sesi ketiga, Dr. (HC) Said Tuhuleley, MM dan Budi Asyhari Afwan, MA memaparkan tentang model dan strategi gerakan sosial baru Muhammadiyah. (Pra)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn