Semangat yang ditunjukan Suwoto, warga Maduka, Kabupaten Banjarnegara ini memang patut diacungi jempol. Betapa tidak, memiliki keterbatasan fisik setelah mengalami kecelakaan, ia justru mampu mengolah limbah menjadi barang yang bernialai ekonomi.
Ya, Suwoto bersama kelompok warga ini mampu memanfaatkan limbah tali menjadi beragam anyaman sehingga dapat mendatangkan banyak rupiah untuk biaya hidupnya bersama keluarga. Limbah tali yang digunakan merupakan bekas dari kemasan kontainer yang banyak ditemukan dipelabuhan. Dengan ketelatenan, limbah tali tersebut dapat menjadi barang yang bernilai seni dan bernilai jual.
Kualitas dari hasil karya para tuna daksa atau yang memiliki kecacatan fisik ini ternyata tidak kalah dengan hasil produksi dari pabrik modern yang menggunakan alat canggih saat ini. Suwoto, selaku pemilik usaha anyaman tersebut pada awalnya mengalami kelumpuhan akibat kecelakaan bersama temannya yang sama-sama memiliki kecacatan fisik.
Namun, dengan kondisi saat ini, dia tidak ingin hanya berdiam diri dan meratapi keadaan yang menimpanya. “Akhiirnya saya memilih untuk membuat kerajinan anyaman ini dengan memanfaatkan limbah tali,”katanya.
Akhirnya, dengan segala usahanya, kini Suwoto bersama rekan-rekan kerjanya yang sama-sama memiliki keterbatasan fisik ini mendapatkan hasil dan menghidupi keluarganya. “Alhamduillah dapat mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari meski keadaan saya seperti ini,”katanya sambil duduk di kursi roda.
Anyaman yang dibuat dengan limbah tali tersebut dapat menghasilkan beragam produk seperti tas jinjing, tas belanja, kotak baju, dan keranjang buah. Suwoto memasang harga untuk produk hasil karyanya yakni mulai Rp 7 ribu hingga Rp 50 ribu.
Kini hasil anyaman tersebut sudah tersebar di beberapa daerah di luar Jawa Tengah. Pemesan datang dari Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Semarang. Namun begitu, Suwooto dan rekan – rekannya mengalami kendala di bahan baku. “Sulit untuk membeli bahan bakunya dengan jumlah yang banyak,”pungkasnya.(ctr/uje)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn