Dinas Tak Miliki Data Komprehensif
BANJARNEGARA – Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menangah (UMKM) di Kabupaten Banjarnegara dinilai belum siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang diberlakukan Desember tahun ini.
Pembinaan UMKM yang kalah start, dikhawatirkan kedepannya pelaku UMKM akan kedodoran bersaing dengan produk negara ASEAN yang masuk. Bila tidak segera dilakukan langkah antisipasi, dikhawatirkan pelaku usaha UMKM akan semakin terpinggirkan dalam persaingan. Bahkan, tak sedikit yang bakal kolaps.
Ketua DPRD Kabupaten Banjarnegara, Saeful Muzad mengatakan saat ini pemkab dinilai belum memiliki data yang komprehensif mengenai pelaku UMKM ini. Karena ketiadaan data ini, pembinaan tidak bisa diberikan secara maksimal.
Dia meminta dinas terkait agar segera melakukan pembinaan agar pasar bebas di regional ASEAN ini bisa membuka peluang berupa terbukanya pasar yang lebih luas dan terciptanya peluang lapangan kerja. Hal yang harus diperhatikan terutama pembinaan SDM, sebab manusia
memegang pernanan terpenting dalam menghadapi persaingan. “Bila tidak bisa tergerus habis,” kata dia.
Sebab saat ini proses produksi yang dilakukan pelaku UMKM kebanyakan masih mengandalkan manual. Dia menilai pasar terbuka di tingkat regional ini merupakan ancaman bagi yang tidak siap menghadapi kemajuan. “Perubahan merupakan malapetaka bagi yang tidak siap mengantisipasi perubahan,” tandasnya.
Namun sebaliknya, MEA ini merupakan peluang bagi orang yang siap menyongsong masa persaingan di tingkat yang lebih luas. Sedangkan yang stagnan dan tidak bisa mengikuti persaingan sesuai perkembangan zaman, maka akan dilibas oleh persaingan yang semakin ketat.
Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) dan UMKM Banjarnegara, Hari Arumbinuko mengatakan telah melakukan pembinaan bagi pelaku UMKM ini. Tak hanya kualitas barang yang dijual, peningkatan kualitas ini juga dilakukan pada perbaikan kemasan barang. Sebab kemasan yang bagus akan
meningkatkan nilai jual suatu produk. “Kemasan harus rapi, produk harus bagus dan menarik,” terangnya.
Menurut dia, kualitas produk dan juga kemasan yang menarik ini merupakan persyaratan untuk bisa bersaing. Selain itu, pelaku UMKM juga diminat meningkatkan efisiensi dalam menjalankan usahanya. Sehingga harga produknya bisa bersaing dengan produk dari sesama negara ASEAN, namun tetap memiliki keuntungan yang memadai. (drn/nun)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn