Lebaran, Pengungsi Direlokasi
MAJENANG-Penantian korban tanah longsor Desa Ujungbarang selama tiga tahun terakhir akan hunian relokasi mulai terealisasi. Pasalnya, lebaran tahun ini diperkirakan bisa menempati hunian baru yang kini tengah dalam pembangunan. Hunian Relokasi tersebut merupakan bagian dari proses relokasi setelah rumah mereka musnah akibat tanah longsor pada akhir 2012 lalu.
“Kalau dilihat dari progres pembangunan yang ada, sangat mungkin lebaran nanti rumah sudah bisa ditempati pengungsi,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Supriyanto melalui Sekretaris BPBD, Suparno, Rabu (17/6) kemarin.
Dia mengatakan, pembangunan 55 hunian relokasi bagi 77 Kepala Keluarga (KK) korban tanah longsor mulai dilakukan 3 Juni lalu. Dari jadwal yang ditentukan BPBD, ditargetkan rampung Agustus mendatang. Namun saat ini, progres rata-rata sudah 50 persen.
“Warga sangat antusias hingga pekerjaan bisa lebih cepat dari yang ditargetkan,” katanya.
Pembangunan hunian dilakukan setelah bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dikirimkan langsung ke rekening warga penerima. Pelaksanaan pembangunan dilakukan swakelola. Warga juga mendapatkan bantuan material berupa pasir, bata, pintu, kloset, wastafel dan keramik dari Dinas Tata Ruang Jawa Tengah.
“Tiap KK menerima Rp 20 juta dari BNPB. Plus bantuan material dari provinsi,” katanya.
Dia menambahkan, pembangunan disokong swadaya dari warga penerima. Dana dipergunakan untuk membeli semen untuk memasang tembok. Masing-masing rumah berukuran 5 X 4, serupa rumah tipe 21.
“Rumah tipe 21 ukuran 5 X 4,” katanya.
Untuk masalah sarana pendukung seperti fasilitas umum (fasum), pihaknya tengah berkoordinasi dengan dinas terkait. Pasalnya, perumahan relokasi tersebut belum dilengkapi dengan fasum seperti tempat ibadah dan lainnya.
“Fasum akan kita koordinasikan dengan dinas terkait. Kalau lahan masih ada,” katanya.
Kepala Desa Ujungbarang, Tarkono menambahkan, warga bisa menambah ruangan sesuai keinginan masing-masing. Pasalnya, tiap rumah masih memiliki lahan dan bisa dibangun ruangan.
“Nanti setelah serah terima, mereka bisa menambah ruangan,” katanya.
Perumahan bagi warga korban tanah longsor itu menempati lahan seluas 2 ha hasil tukar guling dengan Perhutani. Proses relokasi ini difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cilacap. Pemkab sebelumnya sudah melakukan penyiapan lahan dan membangun talud.
“Lahan relokasi seluas 2 ha,” tandas Tarkono. (har/ttg)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn