SINGAPURA – SEA Games XXVIII/2015 resmi ditutup. Lewat acara closing ceremony megah di Singapore Indoor Stadium semalam, Singapura resmi mengucapkan selamat tinggal pada pesta olahraga dua tahunan negara-negara Asia Tenggara itu.
Thailand sekali lagi menunjukkan keperkasaannya sebagai raksasa olahraga terbesar Asia Tenggara. Negara Gajah putih mempertahankan gelar juara umum SEA Games 2015 dengan 95 emas, 83 perak, dan 69 perunggu. Itu mengulangi capaian mereka di SEA Games 2013 Myanmar.
Tuan rumah Singapura yang pada edisi sebelumnya berada di posisi keenam menjadi runner-up dengan 84 emas, 73 perak, dan 102 perunggu.
Hasil memalukan didapatkan kontingen Indonesia. SEA Games 2015 menjadi puncak keterpurukan prestasi olahraga nasional. Indonesia terjerembab di posisi kelima dengan raihan 47 emas, 61 perak, dan 74 perunggu. Merah Putih di bawah Vietnam dan Malaysia yang ada di peringkat tiga dan empat.
Bagi Indonesia, ranking lima adalah peringkat terburuk sepanjang masa, sejak SEA Games perdana tergelar pada 1977. Ini sama dengan torehan di Filipina, 2005.
Namun hasil ini wajar. Sebab persiapan Indonesia compang-camping. Antara lain, kurangan dukungan dana. Juga persiapan atlet yang buruk, try out yang minim, serta peralatan pertandingan dan latihan yang datang terlambat.
Problem-problem ini seakan menjadi penyakit menahun yang selalu saja terulang. Ini ditambah dengan masalah kronis di induk olahraga seperti dualisme di tenis meja dan ruwetnya masalah sepak bola.
“Prediksi kami takutkan terjadi. Ini menjadi bahan evaluasi penting yang harus kami segera carikan solusinya,” kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Satlak Prima Johansyah Lubis.
Namun Johansyah menampik bahwa persiapan Indonesia kurang matang. Satlak, kata dia, telah menyediakan kebutuhan atlet baik.
Tetapi pernyataan tersebut tentu saja bertolak belakang. Kenyataannya, persiapan begitu amburadul. Salah satu contohnya adalah persiapan cabang olahraga renang yang melakukan training camp sejak bulan April.
Padahal pelatih renang ingin training camp dimulai pada bulan Januari. Hasilnya, jangankan mendapatkan enam emas seperti target awal, renang cuma membawa pulang satu emas.
“Saya tidak menyalahkan pemerintah, mungkin saya harus berlatih lebih keras lagi. Tapi kalau pemerintah tidak ada dana lebih baik bilang saja, daripada bilang ada, tapi tidak maksimal,” kata Triady Fauzi Sidiq, perenang andalan Indonesia.
Closing Ceremony sendiri dimulai pukul 19.30 waktu setempat. Hiburan utama adalah beberapa pertunjukan yang menyentuh. Mulai dari pemutaran video perjalanan SEA Games 2015, penghormatan untuk 17.000 sukarelawan, dan beberapa atraksi hiburan lainnya.
“Kami berterima kasih karena Singapura dan seluruh rakyat Singapura karena telah menjadi tuan rumah yang baik. Selama pertandingan, kebanyakan hanya akan mengingat tentang kemenangan dan medali emas yang didapat. Tapi dibalik itu, ada kerja keras dan pengorbanan dari setiap atlet dari seluruh negara,” ujar Tan Chuan-Jin, Presiden Singapore National Olympic Council (SNOC).
SEA Games selanjutnya akan berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia pada 2017. Malaysia sendiri sudah mencanangkan target untuk menjadi juara umum. (*/nur)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn