SETELAH Juventus memastikan langkahnya ke final menantang Barcelona, pertengahan Mei lalu, nama Giorgio Chiellini dan Luis Suarez menjadi komodita berita paling banyak dibicarakan. Pertemuan Juve dan Barca ini disebut-sebut sebagai reuni pertama bagi dua pemain ini pasca drama di Piala Dunia 2014 silam.
Andaikan Chiellini masuk ke dalam komposisi susunan pemain La Vecchia Signora, dia bisa langsung berhadapan dengan Suarez. Peristiwa penggigitan Suarez kepada Chiellini saat timnas Italia ditumbangkan Uruguay dalam fase grup D di Arena das Dunas, Natal, 24 Juni tahun lalu bisa kembali terjadi di Olympiastadion, Berlin.
Dendam pun disebut-sebut berkecamuk dalam diri Chiellini dan Suarez. Bagi Chiellini, kegagalan membawa Gli Azzurri lolos dari fase grup plus luka di bahunya pasca digigit Suarez menjadi dendam tersendiri. Sedangkan, gara-gara ulahnya, Suarez dihukum tidak boleh tampil di ajang resmi selama 4 bulan, plus denda sebesar 40 ribu Pounds atau senilai Rp 1,3 miliar.
Dengan absennya Chiellini, maka harapan pecinta sepak bola menyaksikan pertemuan kedua pemain ini pun harus sirna. Padahal, sebelum mengalami cedera betis dalam sesi latihan Juventus di Vinovo, Turin, bek berjuluk Si Kingkong ini sudah tidak sabar untuk bereuni dengan Suarez.
Bukan untuk membalas gigitan yang pernah dilakukan El Pistolero ” -julukan Suarez di bahunya, melainkan untuk berdamai dengan penyerang berkebangsaan Uruguay tersebut. Itu yang pernah dia ungkapkan sekitar dua hari lalu, saat kondisinya masih 100 persen fit, sebagaimana diberitakan di BBC.
Bek berusia 30 tahun tersebut dalam komentarnya kepada BBC Radio 5 menyatakan dia akan menjabat tangan Suarez di Berlin. “Saya akan memeluknya dengan penuh perasaan bahagia. Tidak ada persoalan apa-apa selepas peristiwa yang terjadi di Piala Dunia lalu,” ujarnya.
Bersama dengan rekan setimnya, Patrice Evra, Chiellini dihadapkan dengan Suarez. Jika Chiellini dan Suarez terlibat konfrontasi di Piala Dunia, maka Suarez pernah melakukan pelecehan rasial kepada Evra saat masih bermain di Liverpool, dan Evra di Manchester United.
Bukan mengingat persoalan yang pernah membelitnya di Piala Dunia lalu, Chiellini lebih memilih untuk menyoroti keunggulan Suarez dari sisi kemampuan teknisnya. “Menurut penilaian saya, sebagai pemain, bagaimana dia bergerak, dan mempunyai skill yang apik, skill-nya hebat,” pujinya.
Senada dengan Chiellini, Evra pun mengungkapkan sisi teknis melebihi persoalan pribadi antara dirinya dengan Suarez. Evra kepada salah satu media olahraga ternama di Spanyol AS mengatakan, tidak ada factor di luar teknis yang menjadi bumbu bentroknya dengan Suarez.
“Takut” Sudahlah jangan becanda. Sudah cukup persoalan itu jadi lelucon. Saya hanya berpikir tentang taktik, tidak lebih. Di hadapan saya, Suarez itu sama seperti penyerang-penyerang lainnya, sama seperti kami menghadapi (Karim) Benzema atau Chicharito Hernandez di Real,” tegasnya, dikutip dari situs BeIN Sports. (ren)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn