CILACAP-P, TKW asal Desa Cipari Kecamatan Cipari diperkirakan mengalami perubahan kontrak kerja saat pertama kali berada di Taiwan. Pasalnya, dalam kontrak kerja awal dia disebutkan bekerja di majikan berusia tua atau jompo dan diperkirakan sulit melakukan tindak kekerasan seksual.
“Jika memang ada informasi dia kerja pada majikan jompo, ini patut ditelusuri lagi. Bisa saja, begitu tiba di luar negeri ada perubahan kontrak,” ujar aktifis buruh migran dari Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Cilacap, Akhmad Fadli, Minggu (18/9) kemarin.
Dia mengatakan, kemungkinan perubahan kontrak kerja ini sangat mungkin terjadi. Pasalnya, dia kerap menemukan kasus serupa pada TKW yang kemudian berujung pada masalah. Dia juga kerap mendengar pengakuan serupa dari mantan TKW yang sudah kembali ke tanah air.
“Dan ini biasa terjadi,” katanya.
Kemungkinan lain, katanya adalah P tidak mengalami perubahan kontrak kerja. Namun pelaku kekerasan seksual berasal dari keluarga majikan yang sudah jompo itu. Pasalnya sangat mungkin dalam satu keluarga ada pria muda yang bisa melalukan tindakan tidak terpuji itu.
“Bisa saja pelakunya adalah keluarga majikan,” katanya.
Namun demikian, harus ada penelusuran lebih lanjut terhadap berbagai kemungkinan tersebut. Dia sendiri masih mengikuti perkembangan dari proses yang tengah dilakukan oleh Migran Care di Taiwan. Sementara dirinya bersama Jaringan Buruh Migran Indonesia (JBMI) lebih fokus pada pendampingan keluarga korban di Cipari.
“Kita fokus pada pendampingan keluarga korban,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dinsosnakertrans Cilacap, Sutiknyo menginformasikan kalau P bekerja pada orang jompo. Hingga dia merasa sangsi apakah pria jompo bisa melakukan kekerasan seksual terhadap P. Namun demikian, pihaknya juga masih menunggu informasi yang bisa memastikan kronologis kejadian yang dialami korban.
Seperti diberitakan sebelumnya, TKW asal Desa Cipari Kecamatan Cipari berinisial P, menjadi korban kekerasan seksual oleh majikannya di Taiwan. Kasus tersebut kini telah mengundang perhatian luas masyarakat dan pegiat perlindungan buruh migran di Jawa Tengah. Berbagai lembaga tersebut diharapkan bisa memberikan pendampingan baik atas korban maupun keluarganya di Cipari. (har/ttg)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn