BANYUMAS-Makin padatnya jalur Ajibarang-Pekuncen sebagai jalur utama dari Banyumas menuju Pantura, membuat sejumlah warga Desa Ajibarang Kulon, Kecamatan Ajibarang, kembali mempertanyakan realisasi pelebaran jalan nasional yang ada di jalur hijau.
Sebab jelang arus mudik lebaran tahun 2015 ditambah hari pasaran Pasar Hewan Ajibarang, jalur tersebut rawan kecelakaan dan macet.
Warga Ajibarang Kulon, Kurniawan Eka (32) mengatakan, kabar rencana pelebaran jalan nasional tersebut sudah terdengar sampai lingkungan rukun tetangga/rukun warga (RT/RW) mulai dari depan Unit Pendidikan Kecamatan (UPK) Ajibarang hingga arah SPBU Ajibarang. Bahkan pada tahun 2014 lalu, kabar tersebut disampaikan pengurus RT/RW telah memberikan penjelasan terkait dengan wacana pelebaran jalan.
Namun setelah hampir satu tahun kemudian, informasi tersebut tak terdengar lagi. “Dulu sudah santer terdengar tentang masalah pelebaran jalan ini. Katanya sudah masuk dalam musrenbangdes hingga kecamatan namun kini tak terdengar lagi,”jelasnya, Minggu (21/6).
Menurut dia, pengurus RT bahkan telah menyarankan agar warga di sekitar jalan untuk tidak memanfaatkan trotoar jalan untuk dijadikan warung atau lapak dagangan lainnya. Sebab areal trotoar yang nantinya akan mengalami pelebaran seperti jalan menjelang simpang tiga Ajibarang itu, diperuntukan untuk pejalan kaki.
“Informasi dulu, kalau rencana ini jadi dilaksanakan, maka pepohonan peneduh jalan yang sebelumnya ada dari arah UPK Ajibarang hingga SPBU itu akan dipapras untuk pelebaran jalan. Karena dengan banyak kendaraan yang melintas sekarang ini pelebaran jalan ini sudah perlu dilaksanakan,”jelasnya.
Selain di Ajibarang, warga Pekuncen juga mempertanyakan proyek pelebaran ataupun peningkatan jalan di jalur tengah Jawa, khususnya dari arah Wangon-Ajibarang-Bumiayu.
Sebab dengan ramainya kendaraan yang melintas sekarang, sejumlah ruas jalur tengah mendesak untuk dilebarkan. Warga Pekuncen, Yulianto mengatakan, selain perbaikan jalan dan penambalan jalan berlubang, pemerintah perlu melebarkan sejumlah jalur tengah di wilayah Banyumas.
Sebab jika terjadi kerusakan di jalur Pantura dan Selatan, maka jalur tengah menjadi lintasan kendaraan. Padahal jalur tengah ini sangat terbatas volume dan kapasitasnya.
“Pengalaman jalur Comal, Pemalang putus yang menyebabkan peralihan kendaraan berat ke jalur tengah beberapa waktu lalu harus menjadi pembelajaran semua pihak. Kondisi jalur tengah yang terbatas kapasitasnya menjadi banyak yang rusak. Makanya kami berharap wacana pelebaran dan peningkatan jalan yang terdengar sejak dulu dapat direalisasikan,”jelasnya. (gus/din)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn