PURWOKERTO – Salah satu solusi untuk mengentaskan kemiskinan di wilayah Jawa Tengah Selatan (Jasela), adalah dengan mengembangkan sektor agro maritim.
Per Maret 2021, angka kemiskinan di Jawa Tengah masih cukup tinggi 11,79 persen atau 4,11 juta jiwa. Konektivitas antar wilayah dan peningkatan infrastruktur yang memadai, jadi kunci agar pengembangan agro maritim itu bisa terwujud.
Anggota DPD RI Jawa Tengah Dr. Abdul Kholik, SH, M.Si, melihat, kawasan Jasela punya sumber daya alam yang melimpah. Dari mulai pantai, hingga lahan pertanian lengkap tersedia.
“Sektor agro kita sangat potensial. Baik kebutuhan pokok seperti padi, palawija, hingga durian kita masih punya semua,” kata senator asal Cilacap itu.
Hanya saja, potensi tersebut belum bisa dioptimalkan sepenuhnya. Penerapan rekayasa teknologi yang masih minim, belum terkoneksinya pemerintah daerah dengan akademisi, dan pengusaha. Adalah sederet tantangan bagi pengembangan sektor agromaritim.
“Jawa Tengah masih impor cabai, kapas, dan banyak di kita masih diimpor, dengan alasan produksi kita belum memenuhi standar. Lalu kemana peran stakeholder terkait,” ucapnya.
Senator asal Jateng ini melihat, pengembangan sektor agro sangat erat kaitannya dengan standar mutu produksi. Untuk bisa melahirkan standar produksi yang mumpuni perlu ada inovasi teknologi, bahkan rekayasa iklim.
“Teknologi pertanian akan sangat berperan. Untuk itu perlu koneksivitas lintas sektoral,” terang dia.
Selanjutnya untuk sektor maritim, kondisinya serupa dengan sektor agro. Potensial tapi belum optimal dimanfaatkan.
“Wilayah Jasela yang punya pantai itu mulai dari Purworejo, Kebumen, hingga Cilacap. Potensinya baharinya sangat besar,” ujarnya.
Sebagai gambaran ia katakan, di Pantai Logending Kabupaten Kebumen saat lelang ikan nilai transaksi per hari mencapai Rp 100 juta. Artinya dalam satu bulan bisa mencapai Rp 3 miliar jumlah uang yang berputar disana.
Laman Berikutnya: 1 2
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn