BANJARNEGARA – Produksi listrik di Waduk PLTA Panglima Besar Soedirman atau Waduk Mrica untuk sementara dihentikan. Hal ini dilakukan karena tengah dilakukan pembersihan sampah di intake oleh penyelam. Sampah ini terbawa aliran air sungai yang pada tahun ini volumenya mengalami peningkatan karena pengaruh La Nina.
PLT General Manager PT Indonesia Power Mrica Power Generation Unit (PGU) Slamet Suwardi mengatakan untuk sementara produksi listrik dihentikan dengan pertimbangan safety. Sebab sedang dilakukan pengambilan sampah di intake oleh penyelam. “Sekarang sedang dishut down untuk pengambilan sampah,” paparnya.
Dia mengatakan sampai saat ini sampah di intake belum semuanya terangkat. “Baru kira-kira 20 an persen, jadi kami belum bisa membuat perkiraan yang terkumpul berapa,” jelasnya.
Dijelaskan, dalam intake ini ada 12 screen, screen kedua ada indikasi rusak.
“Makanya kita betulin screen dulu, sehingga untuk mengambil sampahnya untuk sementara waktu ditahan dulu,” katanya. Dia menyebut sampah yang diangkat baru dua dari 12 screen yang ada. Sedangkan pembersihan sampah dilakukan oleh dua penyelam. Pembersihan ini juga terkendala cuaca, sebab menjelang sore sering hujan. Sehingga pembersihan dihentikan demi keselamatan.
Dia mengatakan shut down produksi listrik ini dilakukan mulai Jumat (4/12) lalu. Air di intake mampet karena tertutup sampah, terutama sampah pertanian. Oleh karena itu, dia meminta agar masyarakat tidak membuang sampah ke sungai sembarangan. Sebab mengganggu operasional waduk.
Dikatakan, peningkatan air masuk (inflow) terjadi lima tahunan. Namun tahun ini lebih besar karena pada puncaknya mencapai 1.400 meter kubik per detik, terjadi pada tanggal 2 Desember dini hari. Sebelumnya kisaran 1.200 meter kubik per detik.
Karena inflow tinggi dan produksi listrik dihentikan, kelebihan air yang masuk dikeluarkan melalui spill way. Selain itu, sesekali dilakukan flushing untuk membersihkan saluran dari endapan lumpur. Kegiatan flushing merupakan kegiatan yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Namun masyarakat diminta untuk tetap waspada.
“Bukan karena flushing, namun karena peningkatan intensitas curah hujan. Inflow bisa naik atau turun sesuai curah hujan di hulu. Flushing harus dilakukan agar saluran tidak buntu tertutup sedimen,” jelasnya. Untuk keamanan, bagian bawah waduk sudah ada early warning berupa alarm dan pemberitahuan melalui pengeras suara. Sedangkan masyarakat di daerah hulu, diminta menanam tanaman yang bisa mengurangi erosi. (drn)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn