CILACAP -Petani di Kabupaten Cilacap resah atas pengurangan alokasi urea. Tahun 2019 alokasi pupuk bersubsidi urea di wilayah tersebut 25 ribu ton, namun tahun ini menjadi 18.400 ton.
Keresahan petani, distributor pupuk dan pengecer pupuk disampaikan saat anggota DPR RI Sunarno mengadakan dengar pendapat di Cilacap. Berbagai keluhan terhadap persoalan pertanian, ekonomi, infrastruktur disampaikan kepada Sunarna.
“Tentu saja pengurangan alokasi pupuk ini menjadi masalah serius bagi petani. Selama ini sudah kesulitan untuk mendapatkan pupuk saat masa tanam. Sekarang dikurangi, tentu efeknya akan membuat petani tambah sulit dapat pupuk,”ujar mantan bupati Klaten dua periode ini.
Dia menjelaskan, penurunan alokasi pupuk hingga 10-25 persen seharusnya menjadi perhatian serius dari Kementerian Pertanian. Jika sudah menjadi keputusan dan dilaksanakan dampak yang terjadi akan sulit untuk diatasi.
“Di sisi lain, daerah yang memiliki potensi pertanian dituntut untuk menaikkan indeks hasil panen. Pengurangan alokasi tentu sangat tidak sejalan dengan target kenaikan hasil panen di daerah. Banyak keluhan yang disampaikan petani saat saya kunjungan ke dapil,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Sunarna meminta petani tidak patah semangat dalam bercocok tanam. Dia yakin setelah mengelola lahan puluhan tahun, petani dapat mencari alternatif dalam mengatasi pengurangan alokasi pupuk.
“Ada kelompok tani yang menjadi media untuk saling menguatkan antarpetani. Dinas pertanian juga saya minta untuk mengoptimalkan peran dalam pengembangan pertanian di Cilacap,” tambahnya. (*)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn