• Fokus Utama
    • Purwokerto
    • Banyumas
    • Purbalingga
    • Banjarnegara
    • Cilacap
    • Kebumen
  • Berita Umum
    • Internasional
    • Nasional
    • Jawa Tengah
    • Pendidikan
    • Tekno
  • Olahraga
    • Sepakbola
    • MotoGP
    • Formula 1
    • Gowes
  • Insiden
  • Features
    • Expresi
    • Komunitas
    • Metrobis
    • Fotomotif
    • KampusKita
    • Visite
    • Wanita
  • Lintas Serba-serbi
  • Intermezo
  • Mblaketaket
  • Catatan Dahlan Iskan
  • Catatan Azrul Ananda

RADAR Banyumas - Situs Berita Online Terbesar di BARLINGMASCAKEB

  • Fokus Utama
    • Kecamatan Ajibarang Jadi yang Tertinggi Angka Kematian Covid-19 di Banyumas, Ini Urutannya
    • 13 Ribu Pedagang Jadi Sasaran Vaksin di Banyumas, Kadinperindag: Negara Melindungi Rakyat
    • Ruang Terbuka Hijau Di Kabupaten Banyumas Baru Terpenuhi 8,64 Persen
    • Lorong Mural “Aku Sayang Kamu Makanya Pakai Sutra” Kini Sepi, GS Disebut Off, Ini Foto-fotonya
    • Tim Penjaringan Bakal Calon Ketum KONI Mundur, Gedung KONI Banyumas Dijaga Polisi Bersenjata Lengkap
    • Purwokerto
    • Banyumas
    • Purbalingga
    • Banjarnegara
    • Cilacap
    • Kebumen
  • Berita
    • Harun Masiku Masih di Indonesia
    • Riak Menjadi Ombak di Demokrat, Seruan Menggelar KLB Semakin Nyaring
    • Penyederhanaan Kurikulum 2013 Tidak Transparan
    • Sinergitas Bikin UMKM Naik Kelas
    • Realisasi Bansos Tembus Rp19,3 Triliun
    • Internasional
    • Nasional
    • Jawa Tengah
    • Pendidikan
    • Tekno
  • Olahraga
    • Mulai 10 Maret, IBL akan Jadi Turnamen Olahraga Pertama di Masa Pandemi
    • Skandal Barcagate, Eks Presiden Barcelona Ditangkap Polisi
    • Premier League : Crystal Palace Vs Manchester United, Pemanasan Sebelum Laga Derbi
    • Ganjar Beri Lampu Hijau Popda Jateng 2021 Virtual
    • Menpora Zainudin Amali Menargetkan Indonesia Masuk 10 Besar Olimpade
    • Sepakbola
    • MotoGP
    • Formula 1
    • Bulutangkis
    • Gowes
  • Insiden
    • Diperiksa Polda, Ini Sanksi Pengendara Moge yang Ditendang Paspampres
    • Kasilun, Warga Kalitapen Purwojati Dikabarkan Hilang di Hutan Igir Ajibarang, Tagana Terus Mencari
    • Tiga Hari Tak Ada yang Mencari, Mayat yang ditemukan di Selakambang Dimakamkan
    • Peternak Ayam Petelur Dituntut Satu Tahun, Istri Terdakwa Menangis di PN Banyumas
    • Pulang Kondangan, Suwanto Kehilangan Istrinya, Terlibat Kecelakaan dengan Truk Tronton
  • Features
    • Milad UMP Ke-56 Resmi Dibuka
    • Pemilihan Duta Genre UMP Tahun 2021
    • Dukung Industri Fashion JNE Berikan Gratis Ongkir di Koleksi Terbaru Ivan Gunawan
    • Cegah Penularan Covid-19, Mahasiswa KKN UMP Lakukan Edukasi dan Bagi-Bagi Masker
    • Kilang Pertamina Cilacap Perpanjang Kerjasama dengan TNI dan Polri
  • Intermezo
    • Nia Ramadhani Diawasi Dokter AS
    • Rina Gunawan Meninggal Dunia
    • Luna Maya Lebih Pilih Berondong
    • Dewi Perssik Geram Dituding Pelakor
    • Joe Taslim Peran Sub-Zero di Mortal Kombat
  • Lintas Serba-serbi
    • Shadu Amar Bharati, Pertapa yang Hidup dengan Tangan Kanannya Diangkat Selama 45 Tahun
    • Pose Tanpa Busana di Atas Gajah, Model Asal Rusia Diperiksa Polda Bali
    • Waduh, Netizen Indonesia Jadi Juara se-Asia Tenggara Dalam Hal Tidak Sopan Bermedia Sosial
    • Masyarakatnya Makmur, Ini 15 Negara Terkaya di Dunia
    • 51 Paus Mati Terdampar, Dikuburkan Pakai Dua Eskavator
  • More
    • Lintas Serba-serbi
    • Features
    • Intermezo
    • KampusKita
    • Mblaketaket
  • Facebook

  • Twitter

  • Instagram

  • Google+

  • YouTube

  • LinkedIn

  • 1 Share

Hanoman Ngerock

Catatan Dahlan Iskan
Jumat, 13 Desember 2019
Catatan Dahlan Iskan
Jumat, 13 Desember 2019

Jalan menuju kuil Hanoman ini ruwet sekali.

Ups, salah.

Semua jalan di kota suci Varanasi ini ruwet sekali. Dan berdebu. Semua jenis kendaraan berebut aspal. Juga bersaing dalam adu keras membunyikan klakson. Dan adu cepat –siapa yang klakson duluan.

Inilah kota yang paling ruwet lalu-lintasnya –di antara kota ruwet yang saya kunjungi.

Dan kotor.

Kekotoran di sekitar kuil ini hanya kalah dari kekumuhan di sekitar Masjid Jami Old Delhi. Atau Kota Old Delhi secara keseluruhan.

Meski saya tinggal di New Delhi saya selalu datang ke Old Delhi –karena masjid bersejarahnya ada di situ.

Saya pernah ke Delhi untuk belajar bagaimana mengatasi pencurian listrik.

Waktu itu tingkat pencurian listrik di Indonesia 12 persen. Yang tertinggi di daerah ehm – -mencapai 16 persen. Terendah di Jateng –hanya 7 persen.

Saya tidak jadi belajar. Pencurian listrik di Delhi – -ketika itu– ternyata 35 persen. Yang saya maksud Delhi adalah gabungan antara New dan Old Delhi.

Waktu itu saya tidak membayangkan suatu saat saya akan ke Varanasi. Bahkan nama kota ini pun belum pernah saya dengar. Saya bisa membayangkan tingkat pencurian listriknya. Terlihat dari ruwetnya kabel di mana-mana –bercampur aduk dengan segala macam kabel telekomunikasi.

Tapi saya ke Varanasi tidak untuk kabel. Saya mau ke Kuil Hanoman. Yang di antara Kuil Hanoman seluruh India yang di Varanasi inilah yang dianggap paling tinggi.

Saya tahu itu saat di Amritsar. Sepulang dari tempat lahirnya aliran Islam Ahmadiyah. Atau sepulang dari perbatasan Pakistan –yang ada pertunjukan adu lucu antar tentara perbatasan itu.

Hari itu matahari sudah tenggelam. Menjelang masuk hotel saya mendengar alunan suara musik keras. Musik India. Diselingi lagu-lagu dari orang banyak. Bayangan saya seperti lagi ada konser selawat Habib Syech.

“Apa itu?” tanya saya pada yang mengantarkan saya. Ia seorang India Katolik –sejak kakek-neneknya dulu. Tapi kalau lagi ada acara-acara resmi ia mengenakan topi orang Sikh –sebagai orang asli Punjab.

“Itu perayaan Hari Raya Hanoman,” jawabnya.

“Kita ke sana. Kedengarannya tidak jauh,” kata saya.

“Anda tidak akan mengerti,” katanya.

“Anda capek?”

“Tidak. Tapi saya tidak mau ke sana”.

“Anda drop saja saya di sana. Tidak usah ditunggu. Nanti saya pulang sendiri ke hotel. Pakai Bajaj”.

Saya diantar sampai di sebuah perempatan. Ternyata agak jauh. Berarti pengeras suaranya yang sangat kuat.

“Mobil hanya bisa sampai di sini. Jalan ditutup,” katanya sambil meminggirkan mobil.

Ini jalan kembar. Masing-masing dua lajur. Di tengah kota. Tapi lajur kirinya ditutup. Justru untuk acara yang ingin saya datangi itu.

Banyak tentara dan polisi di situ. Juga banyak yang antre masuk ke dalam tenda besar. Dekorasinya meriah. Kuning merah hijau. Lampu penerangannya banyak. Demikian juga lampu hiasnya. Termasuk lampu diskonya.

Saya berdiri termangu di depan tenda. Sambil mengamati apa yang terjadi di dalam tenda. Tidak jelas. Saya longokkan wajah. Tidak jelas juga.

“Silakan masuk,” ujar seorang petugas muda yang mendatangi saya.

“Boleh?”

“Silakan. Dengan senang hati”.

Saya pun diminta mencopot sepatu. Untuk dititipkan di ruang sebelah. Yang saya maksud ruang adalah jalan raya yang dipagari tali rafia.

Semua sepatu di parkir di situ. Di atas hamparan plastik. Di lajur jalan yang ditutup itu.

Petugas lain mencarikan saya penutup kepala. Yakni kain segitiga berwarna merah. Yang ada tulisan Hindi-nya.

Tenda kuning ini besar sekali. Penuh dengan umat yang bersila di atas hamparan karet. Lebih 1000 orang. Semua berpenutup kepala warna merah.

Di panggung musiknya seru sekali. Gendang India-nya sangat dinamis. Yang menyanyi semangat sekali. Semua syairnya berisi selawat pada Hanoman.

Yang dipuja ada di backdrop panggung: foto lukisan Hanoman besar. Bersama dewa-dewa lainnya.

Sesekali mereka yang duduk bersila ikut menyanyi. Juga bertepuk-tepuk tangan. Sesekali musik India-nya ngerock. Ada yang berjoget di panggung. Dan di depan panggung.

Meriah. Gembira. Jadi satu.

Baru di India kali ini saya menyadari: pemujaan terhadap Hanoman luar biasa.

Hanoman adalah dewa kekuatan. Juga dewa pengabdian. Di samping dewa kesetiaan.

Saya menyukai Hanoman sejak kecil –meski lebih suka lagi pada Dursasana.

Tidak hanya dalam lakon Rama-Sita. Di semua lakon Hanoman adalah kesatria hebat, cerdik, sakti, setia pada kebenaran, dan tidak ingkar janji. Jenaka pun bisa.

Hampir di semua Bajaj ada gambar Hanoman di kaca depan. Hanya di New Delhi kaca mobil dilarang dihiasi dewa-dewa –dari agama apa pun.

Pemujaan pada Hanoman itu berlangsung selama dua jam. Pulangnya setiap orang diberi tas kresek kain kuning. Saya menahan diri untuk segera tahu isinya.

Saya mengucapkan terima kasih pada panitia. Lalu berfoto dengan polisi dan tentara yang menjaga acara itu.

Saya pun berjalan ke perempatan –mencari Bajaj di pinggir jalan.

Ups, teman saya ternyata masih menunggu di situ –dua jam!

“Waktu ke Varanasi nanti saya akan ke Kuil Hanoman,” ujar saya.

“Tidak ke Gangga?”

“Itu yang pertama”.

Sampai di hotel saya buka tas kain kuning itu. Isinya: buku-buku doa Hanoman, plakat akrilik bergambar Hanoman dan gulungan kalender tahun 2020 bergambar Hanoman.

Saya pun buka-buka buku doa itu. Membayangkan lagunya dan musiknya dan gendangnya –tapi tidak bisa membacanya: huruf Hindi semuanya.(Dahlan Iskan)

Scroll for more
Tap
  • Populer

  • Terkini

  • Topik

  • Viral Video Pemukulan Anak di Wangon, Kadus Beri Santunan 10 Juta Pada Korban dan Mendapat Sanksi Pemotongan Penghasilan 50 Persen Selama 6 Bulan
    Banyumas
    Sabtu, 27 Februari 2021 - 10:02
  • Viral Video Oknum Perangkat Desa di Wangon Pukul Anak Kecil, Gara-Gara Anaknya Bertengkar
    Banyumas
    Jumat, 26 Februari 2021 - 12:57
  • Viral Video Rider Moge Ditendang Paspampres, Letkol Wisnu: Aturannya Ditembak, Untung Cuma Ditendang
    Insiden
    Sabtu, 27 Februari 2021 - 16:05
  • Tiga Kota Besar, Ini Tiga Rute Bandara JBS Purbalingga yang Bakal Dilayani Pulang Pergi
    Purbalingga
    Senin, 1 Maret 2021 - 10:43
  • Bandara Jenderal Besar Soedirman Purbalingga Beroperasi Mulai 22 April, Angkasa Pura Kerahkan Personel 15 Maret
    Purbalingga
    Senin, 1 Maret 2021 - 10:25
  • Harun Masiku Masih di Indonesia
    Nasional
    Rabu, 3 Maret 2021 - 12:29
  • Riak Menjadi Ombak di Demokrat, Seruan Menggelar KLB Semakin Nyaring
    Nasional
    Rabu, 3 Maret 2021 - 12:29
  • Penyederhanaan Kurikulum 2013 Tidak Transparan
    Nasional
    Rabu, 3 Maret 2021 - 12:28
  • Sinergitas Bikin UMKM Naik Kelas
    Nasional
    Rabu, 3 Maret 2021 - 12:24
  • Mulai 10 Maret, IBL akan Jadi Turnamen Olahraga Pertama di Masa Pandemi
    Olahraga
    Rabu, 3 Maret 2021 - 12:23
    • Index Berita
    • Bersatu Lawan Corona
    • Ajibarang
    • Vaksin virus Covid-19 Sinovac
    • Miras
    • Ganjar Pranowo
    • Manchester United
    • Pasar Manis Purwokerto
    • Pasar Tradisional
    • Presiden Jokowi

Mblaketaket

    Mblaketaket Radarbanyumas
  • Nyanyi Karo Tengkureb
    Senin, 4 Desember 2017 - 05:05
  • Jeneng Daplun Diarani Wagu
    Sabtu, 2 Desember 2017 - 05:05
  • Diuber Celeng
    Kamis, 23 November 2017 - 05:05
  • Mobil Nabrak Tiyang Listrik
    Sabtu, 18 November 2017 - 19:35
Catatan Dahlan Iskan
  • Cut-Off Vitamin D
    Rabu, 3 Maret 2021 - 12:17
  • Berhala Emas
    Selasa, 2 Maret 2021 - 12:04
Catatan Azrul Ananda
  • Review The Last Dance: Cari Calo Nonton Bulls
    Rabu, 22 April 2020 - 15:23
  • Bumi Bersih-Bersih
    Rabu, 15 April 2020 - 15:16
RADAR Banyumas

Surat kabar harian terbesar di Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap & Kebumen) termasuk bagian dari grup Jawa Pos, berkantor pusat di Kota Purwokerto.

Harian Radar Banyumas pertama kali terbit tahun 1998. Mulai Tahun 2016 Mulai merambah media online dan menjadi media terbesar dan terpercaya di area Barlingmascakeb.

Berlangganan

Masukkan alamat email Anda untuk berlangganan Radar Banyumas edisi online dan menerima pemberitahuan mengenai berita-berita terbaru dari Koran Radar Banyumas Online setiap harinya melalui email.

Radar Banyumas Online

  • Redaksi
  • Layanan Iklan & Berlangganan Koran
  • Privacy Policy
  • Terms of Services
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2016-2019 Radar Banyumas Network.