• Fokus Utama
    • Purwokerto
    • Banyumas
    • Purbalingga
    • Banjarnegara
    • Cilacap
    • Kebumen
  • Berita Umum
    • Internasional
    • Nasional
    • Jawa Tengah
    • Pendidikan
    • Tekno
  • Olahraga
    • Sepakbola
    • MotoGP
    • Formula 1
    • Gowes
  • Insiden
  • Features
    • Expresi
    • Komunitas
    • Metrobis
    • Fotomotif
    • KampusKita
    • Visite
    • Wanita
  • Lintas Serba Serbi
  • Intermezo
  • Mblaketaket
  • Catatan Dahlan Iskan
  • Catatan Azrul Ananda

RADAR Banyumas - Situs Berita Online Terbesar di BARLINGMASCAKEB

  • Fokus Utama
    • DPRD Kebumen Setujui Raperda Lambang Daerah
    • Benda Mirip Granat Diduga Peninggalan Perang
    • Ini Alasan Kenapa Produk Ecoprint Digagas Jadi Komoditas Unggulan
    • Benda Mirip Granat Ditemukan di Kutasari Baturraden, Ini Kesaksian Warga Yang Menemukan
    • Soal Reklame Bermuatan Nama Muhammad, Maria (Maryam), Begini Penjelasan Pemilik Toko
    • Purwokerto
    • Banyumas
    • Purbalingga
    • Banjarnegara
    • Cilacap
    • Kebumen
  • Berita
    • Literasi Keuangan dan Perlindungan Konsumen dalam Implementasi Sektor Jasa Keuangan Miliki Peran Penting
    • Presiden Instruksikan Polri Bertindak Humanis
    • Presiden Minta Koperasi Bangun Pabrik Minyak Makan Merah
    • Viral! Pria Diduga Melakukan Pelecehan di Angkot
    • Duh, Oknum Anggota TNI Ditangkap Lantaran Pasok Amunisi ke KKB
    • Internasional
    • Nasional
    • Jawa Tengah
    • Pendidikan
    • Tekno
  • Olahraga
    • Premier League Tanpa Rumah Judi Tiga Musim Lagi
    • Ibrahimovic Perpanjang Kontrak Ditengah Cedera
    • Srikandi Merah Putih Hajar Korsel
    • Lokasi Training Camp Timnas Indonesia di UPI Bandung, Ini Kata Menpora Amali
    • Imbang 0-0 dengan Thailand U-19, Menpora: Kekuatan Pemain Timnas U-19 untuk Piala Dunia U-20 Tahun 2023
    • Sepakbola
    • MotoGP
    • Formula 1
    • Bulutangkis
    • Gowes
  • Insiden
    • Pria Mengamuk di Kaligondang Purbalingga Diamankan Polisi dan TNI
    • Viral! Pria Diduga Melakukan Pelecehan di Angkot
    • Polisi Kepung Pondok Pesantren Shiddiqiyyah Desa Losari, Ploso Sampai Berhasil Masuk, Penggeledahan Dilakukan
    • Polda DIY Tetapkan 2 Orang Tersangka dari Kasus Kericuhan Babarsari
    • Ayah Tega Masukan Anaknya ke Dalam Karung, Sempat Juga Pukul Lengannya, Gara-gara Kasus Sepele
  • Features
    • Melihat Peguyuban Ketua RT Purbalingga, Bikin Program Ronda Ambil Minyak Jelantah Warga, Dihargai Rp 4.000 Per Liter, Diekspor Jadi Bahan Bio Diesel
    • PIB UNSOED Wujudkan Jejaring Lembaga Inkubator Perguruan Tinggi
    • Khutbah Muhammadiyah Saat Idul Adha: Keutamaan Kurban bagi Orang Beriman
    • Mengapa Gus Dur Dulu Suka Pakai Batik dan Kopiah? Simak Penjelasan Gus Mus Tentang Alasannya
    • Melihat Petugas Ukur Curah Hujan di Daerah Irigasi Bendung Kali Jering, Selanegara, Sumpiuh
  • Intermezo
    • Pevita Pearce Segera Muncul Sebagai Sri Asih
    • Glenn Fredly Dianugerahi Jazz Gunung Bromo Award
    • Selamat Jalan Bob Tutupoly
    • Rumah Ruben Onsu Disebut Ada Makhluk Halus dari Ilmu Hitam
    • BCL Segera Konser di Singapura Bertajuk Blossom Intimate
  • Lintas Serba Serbi
    • Kebocoran Gas CO2 Bikin Asap Seperti Awan di Atas Jalan di Tangerang, Labfor Polri Usut Tuntas
    • Pedagang Bakso Gugat Pemkab Magelang Rp 5 M, Ini Kasusnya
    • Lucu, Ridwan Kamil Kenakan Helm Proyek Bertuliskan “Gubernur Wakanda”, Ini Artinya
    • Viral dan Aneh, Helm Hilang Ditukar Rongsokan Mesin Cuci di Purwokerto, Begini Ceritanya
    • Hubungan Asmara Kurang Sehat, Begini 3 Tips Biar Harmonis dan Lengket Romantis
  • More
    • Lintas Serba Serbi
    • Features
    • Intermezo
    • KampusKita
    • Mblaketaket
    • Catatan Dahlan Iskan
    • Catatan Azrul Ananda
  • Facebook

  • Twitter

  • Instagram

  • Google+

  • YouTube

  • LinkedIn

  • 2 Shares

Surat Cinta

Catatan Dahlan Iskan
Rabu, 22 Juni 2022
Catatan Dahlan Iskan
Rabu, 22 Juni 2022


ADA Jalan Mas Trip, tapi tidak ada Jalan Dik Trip atau Mbak Trip. Kelihatannya tidak adil, tapi tidak ada yang keberatan.

Persoalan baru muncul ketika nama Jalan Mas Trip itu dihapus. Diganti dengan Jalan Prabu Siliwangi. Salah satu yang ikut protes adalah seorang wartawan, dekat dengan saya, Nanang Purwono.

Nanang memang mencintai sejarah. Gara-gara ikut protes inilah Nanang dekat dengan keluarga keturunan Mas Trip. Salah satunya seorang wanita, anak angkat istri Bung Karno yang ke-6: Hariyatie.

Baca juga:

Sang anak angkat bukan anak angkat biasa. Dia masih keponakan Hariyatie sendiri. Enny, si anak angkat itu, masih anak dari kakak Hariyatie sendiri.

Salah satu rapat untuk memprotes penghapusan Jalan Mas Trip itu di rumah Enny, di Jalan Cipunegara, Surabaya. Nanang terperangah. Kok ada surat tulisan tangan ditaruh di pigura. Untuk hiasan dinding. Di rumah Enny. Tulisan tangan itu sangat dikenal Nanang. Juga dikenal oleh jutaan orang Indonesia: itulah tulisan tangan Bung Karno.

Nanang pun –terakhir menjabat direktur dan Pemred JTV–mendekat ke dinding. Ia mengamati tulisan itu. Ups. Itu surat cinta. Surat cinta Bung Karno kepada Hariyatie.

Dasar wartawan, Nanang mewawancari Enny. Ia tidak menyangka ”kesasar” ke rumah seorang yang bisa jadi sumber tulisan yang menarik.

Nanang pun menggali lebih jauh soal surat cinta itu. Ternyata tidak hanya satu. Tidak hanya yang dipajang di pigura itu. Masih banyak yang lain. Semua disimpan di dalam album khusus. Lalu diamankan di dalam lemari.

Di ulang tahun Bung Karno ke-121 tanggal 6 Juni lalu Nanang menuliskan temuannya itu di blog pribadinya. Saya pun tertarik dengan tulisan itu. Lalu bertanya pada Mas Nanang lebih banyak lagi. Ia pun tidak keberatan mewawancarai Enny sekali dua kali lagi.

Nanang berpendapat penghapusan nama Jalan Mas Trip Surabaya itu sama dengan tidak menghargai sejarah perjuangan bangsa. Di jalan itulah tiga tentara pejuang tewas dibunuh Belanda. Mereka adalah pejuang yang mempertahankan Surabaya. Agar jangan jatuh ke tentara Belanda lagi.

Lokasi tewasnya tiga Mas Trip itu di dekat dam Rolak Gunungsari. Di sebelah itu ada Hotel Singgasana yang dulu disebut Hotel Patra Jasa. Di belakang Patra Jasa ada Lapangan Golf A. Yani. Kantor lama saya 1,5 km dari lokasi Mas Trip.

Yang berinisiatif menghapus nama Jalan Mas Trip itu pun punya niat mulia. Niat damai. Rukun. Untuk mewujudkan persatuan nasional.

Selama ini, tidak ada nama Jalan Siliwangi atau Pasundan di Surabaya. Demikian pula sebaliknya: tidak ada nama Jalan Gadjah Mada atau Hayam Wuruk atau Majapahit di Bandung.

Seolah sentimen zaman masa nan silam masih harus dipertahankan. Akibat Perang Bubat. Yakni perang habis-habisan antara tentara Majapahit dengan tentara Prabu Siliwangi. Anda sudah hafal ceritanya –terbukti, Anda semua, bisa lulus SMA.

Maka Gubernur Jatim Soekarwo dan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan sepakat mengakhiri sentimen lama itu. Soekarwo menjamin akan ada nama Jalan Prabu Siliwangi di Surabaya. Ahmad Heryawan akan membuat nama Jalan Hayam Wuruk di Bandung.

Tapi tidak ada jalan baru di Surabaya. Harus salah satu nama jalan yang sudah ada dikorbankan demi persatuan itu. Dipilihlah Jalan Mas Trip. Perkiraan semula tidak akan ada yang keberatan. Toh tidak ada tokoh yang bernama Mas Trip. Beda kalau yang dihapus itu, misalnya, Jalan Ahmad Dahlan.

Lalu siapa Mas Trip? Yang dibela Nanang dan keturunan Mas Trip itu?

”Mas” itu nama sebutan untuk laki-laki, yang belum waktunya dipanggil ”Pak”, tapi sudah tidak pantas dipanggil ”Dik”.

Sedang ”Trip” itu singkatan dari Tentara Rakyat Indonesia Pelajar. Masih pelajar sudah jadi tentara. Masih SMP sudah angkat senjata. Masih kecil tapi sudah perang. Maka tidak layak lagi mereka dipanggil ”Dik”, meskipun juga akan lucu kalau dipanggil ”Pak”.

Banyaknya Mas Bonek di Surabaya kelihatannya mewarisi semangat Mas Trip ini.
Akhirnya terjadi kompromi. Nama Jalan Mas Trip tetap diganti Jalan Prabu Siliwangi.

Soekarwo lantas membangun monumen Mas Trip di dekat dam Rolak Gunungsari itu. Yakni di pinggir Kali Mas yang membelah kota Surabaya.

Kalau monumen itu berwujud tiga tentara, mereka itulah tentara pelajar yang tewas dulu.
Beres.

Nanang punya monumennya sendiri: berkat protes Mas Trip itu ia menemukan surat-surat cinta Bung Karno.

Salah satunya dalam bahasa Inggris. Sangat romantis. Itulah surat seorang laki-laki berumur 62 tahun kepada seorang ning berumur 23 tahun.

Saat menulis surat itu, sebenarnya, Bung Karno lagi di tengah kesibukan luar biasa: menyusun pidato kenegaraan tanggal 17 Agustus 1963. Toh ia sempatkan menulis surat cinta ini:

“I am writing my speech for the 17th of this month. I try to concentrate my mind, to concentrate all my soul, on what I shall say to the people on that day. In doing so, I think of you every moment. Because you are my inspiration, you are my strength of soul. That is why I ask you, my darling, to always strengthen my heart, my mind, my soul. Make me strong, make me the king of kings.

Oh darling, don’t cry in my presence, because it makes me confused. It makes me like a living corpse, it makes me like having no ground. It makes me so weak, so weak, so weak. It makes me cry and weep in my heart.
You are my only hold. You are my only strength. You are my only hope. Don’t make me weak and don’t make me have no hope in life. Remember always: you are my only love. I live in you, and you live in me.
Again: In writing this speech (17th of August) I concentrate my mind intensely on what I shall say to the people, and on you. I repeat you are my inspiration, you are the bright star shining over me.”

Bukan main.

Begitulah memang Bung Karno kalau lagi jatuh cinta. Juga Anda. Kan mirip itu juga suratnya pada istri keempat: Hartini. Juga pada istri kelima: Ratna Sari Dewi.

Nanang memotret hampir seluruh koleksi Enny terkait dengan Bung Karno. Termasuk foto ketika Enny masih kecil, bersama Hariyatie dan Bung Karno yang lagi tiduran santai.

Itu foto ketika Bung Karno lagi diam-diam ke Surabaya. Ke rumah Hariyatie. Di Jalan Comal. Rumah ini nyaris di tikungan sehingga terlihat jelas dari Jalan Raya Darmo, jalan paling utama di Surabaya.

Nanang mengunjungi rumah itu kemarin. Masih seperti yang dulu. Tak berpenghuni. Terkunci. Telantar. Terbengkalai. Kotor. Rusuh. Penuh rumput liar.

Diduga rumah di Jalan Comal itu pemberian Bung Karno. Keluarga Hariyatie tidak mungkin bisa membeli rumah di kawasan begitu elite. Hariyatie lahir di kampung Manyar Pumpungan, salah satu kampung miskin di Surabaya zaman itu.

Di kampung itu Hariyatie ikut kelompok kesenian. Ia pandai menari. Tari Jawa. Seperti gandrung dan langendrian. Kelompok kesenian Manyar Pumpungan itu di bawah pimpinan Dwijo.

Saya ingin melacak keberadaan kelompok tari ini. Kok begitu hebat. Sampai diundang menari di Istana Cipanas. Tampil di depan Presiden Bung Karno.

Saat di Cipanas yang sejuk itulah Bung Karno tertarik pada Hariyatie. Lalu diperintahkan untuk pindah ke Jakarta. Diangkatlah dia menjadi pegawai di Sekretariat Negara –bagian kesenian.

Bung Karno pun bisa tetap dekat dengan Hariyatie. Presiden sering titip surat cinta ke pegawai baru di Setneg itu.

Surat cinta itu selalu ditulis tangan. Lalu dimasukkan amplop yang ada di dekat Presiden. Tanpa ditutup. Tanpa dilem. Amplop Istana Negara. Bung Karno seperti tidak peduli kalau pun surat itu dibaca oleh si kurir. Atau Bung Karno sangat percaya si kurir tidak akan berani membacanya.

Akhirnya Bung Karno mengawini Hariyatie secara sah. Surat kawinnya pun masih tersimpan di album Enny. Nanang pun memotretnya. Kelihatannya, justru setelah resmi jadi istri Bung Karno, Hariyatie pulang ke Surabaya, ke Jalan Comal itu.

Nanang menuliskan semua pengamatan di rumah Enny itu. Nanang lulusan Universitas Katolik Widya Mandala. Jurusan bahasa Inggris. Lalu jadi penyiar TVRI, siaran bahasa Inggris. Nanang sempat sekolah di Nottingham, Inggris, sebelum akhirnya diajak Imawan Mashuri mendirikan JTV.

Saya tidak pernah mau menyebut apa kepanjangan JTV. “Biar saja seperti anak kecil diberi nama Abu saja,” kata saya selalu. Setelah besar nanti akan tahu sendiri Abu-siapa.

Kalau anak itu tumbuh menjadi orang baik kita akan panggil ia Abu Bakar. Atau ia jadi pelawak kita panggil Abu Nawas. Kalau ia jadi orang yang tidak jelas kita panggil Abu-abu.

“JTV pun demikian. Kalau kelak maju kita sebut Jatim TV. Tapi kalau ternyata parah kita sebut Jancuk TV,” kata saya.

Nanang terus berkarir di JTV. Sampai jadi direktur. Sampai pensiun dan kini jadi aktivis pembela sejarah. Nanang punya perkumpulan pecinta sejarah. Namanya Begandring. Diambil dari bahasa Belanda: ngoceh-ngoceh. Ia jadi ketuanya. Kelompok inilah yang vokal kalau ada peninggalan sejarah yang diganggu.

Kesimpulan Nanang, Hariyatie hanya dua tahu menjadi istri Bung Karno. Tahun 1963 kawin. Tahun 1965 terjadi G30S/PKI. Suasana politik tidak menentu.

Tapi, tulis Nanang, Hariyatie baru cerai di tahun 1967. Berarti ketika Bung Karno sudah dalam status ”tahanan politik” Presiden Soeharto. Bung Karno lantas meninggal di tahun 1970. Yakni ketika Hariyatie masih berumur 30 tahun. Belum punya anak.

Nanang menulis, Hariyatie lantas kawin lagi. Yakni dengan Sakri Sukirman. Ia masih orang dekat Bung Karno. Salah satu ajudan presiden. Dengan Sukirman, Hariyatie punya anak empat orang.

Hariyatie sendiri belum lama meninggal. Tahun 2016. Makamnya di TPU Kebon Nanas Jakarta.
Berarti, kini tinggal Ratna Sari Dewi yang masih hidup. Yang tinggal di Paris. Juga Jurike Sanger. Yang tinggal di dekat Los Angeles.

Nanang tidak akan menemukan jenis surat-surat cinta seperti itu sekarang dan di masa yang akan datang. Kini banyak surat cinta yang langsung di-delete keesokan harinya. Atau ter-delete. (*)


Baca Juga: Merasa Tertekan di Atas Panggung Mertua Porang Porong Penis Baru Dengan Harga Bermilyar PPKM da Lopez
Scroll for more
Tap

  • Populer

  • Terkini

  • Topik

  • Pamit Ngantar Laundry, Istri Belum Pulang, Juni Setiawan Berharap Istri Segera Pulang Biar Ada Kejelasan
    Banyumas
    Senin, 4 Juli 2022 - 13:28
  • Waduh, Mantan Kades Rudapaksa Gadis Dibawah Umur
    Insiden
    Sabtu, 2 Juli 2022 - 22:31
  • Ada Pesan Menyentuh di Secarik Kertas Pada Jasad Bayi Ditemukan Dalam Kardus di Cilacap
    Cilacap
    Senin, 4 Juli 2022 - 09:07
  • Mantan TKW Buka Investasi Bodong, Gasak Rp 200 Miliar Dana Nasabah
    Insiden
    Sabtu, 2 Juli 2022 - 18:41
  • Ban Meledak, Tiga Mobil dan Truk Kecelakaan di Karangrau Banyumas
    Banyumas
    Senin, 4 Juli 2022 - 16:46
  • DPRD Kebumen Setujui Raperda Lambang Daerah
    Kebumen
    Kamis, 7 Juli 2022 - 18:03
  • Literasi Keuangan dan Perlindungan Konsumen dalam Implementasi Sektor Jasa Keuangan Miliki Peran Penting
    Nasional
    Kamis, 7 Juli 2022 - 17:55
  • Benda Mirip Granat Diduga Peninggalan Perang
    Fokus Utama
    Kamis, 7 Juli 2022 - 17:19
  • Ini Alasan Kenapa Produk Ecoprint Digagas Jadi Komoditas Unggulan
    Cilacap
    Kamis, 7 Juli 2022 - 17:03
  • Premier League Tanpa Rumah Judi Tiga Musim Lagi
    Olahraga
    Kamis, 7 Juli 2022 - 16:51
    • Index Berita
    • Airlangga Hartarto
    • Presiden Jokowi
    • BRI
    • BBRI
    • Baturraden
    • Idul Adha
    • Haji
    • Harga Cabai
    • Pertanian
Catatan Dahlan Iskan
  • Nego Bangkrut
    Kamis, 7 Juli 2022 - 10:21
  • Siaran Omni
    Selasa, 5 Juli 2022 - 06:05
  • Ritme Putin
    Senin, 4 Juli 2022 - 10:51
  • Mendung Tebal
    Sabtu, 2 Juli 2022 - 10:39
Catatan Azrul Ananda
  • Review The Last Dance: Cari Calo Nonton Bulls
    Rabu, 22 April 2020 - 15:23
  • Bumi Bersih-Bersih
    Rabu, 15 April 2020 - 15:16
  • Masa Depan Jabat Tangan
    Jumat, 3 April 2020 - 10:25
  • Menunda Hepi, Melawan Boring
    Rabu, 25 Maret 2020 - 04:32
Info Radarbanyumas
  • LOWONGAN : Pegawai
    Senin, 27 Juni 2022 - 16:34
  • LOWONGAN : Marketing
    Senin, 27 Juni 2022 - 16:31
  • LOWONGAN : Terapis Kecantikan & Customer Service
    Senin, 27 Juni 2022 - 16:29
  • BIRO JODOH : Pensiunan PNS Dambakan Istri
    Senin, 27 Juni 2022 - 16:26
RADAR Banyumas

Surat kabar harian terbesar di Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap & Kebumen). Berkantor pusat di Kota Purwokerto.

Harian Radar Banyumas pertama kali terbit tahun 1998. Mulai Tahun 2016 Mulai merambah media online dan menjadi media terbesar dan terpercaya di area Barlingmascakeb.

Berlangganan

Masukkan alamat email Anda untuk berlangganan Radar Banyumas edisi online dan menerima pemberitahuan mengenai berita-berita terbaru dari Koran Radar Banyumas Online setiap harinya melalui email.

Radar Banyumas Online

  • Redaksi
  • Layanan Iklan & Berlangganan Koran
  • Privacy Policy
  • Terms of Services
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2016-2021 Radar Banyumas Network.