BAHAGIA. Saing membawa tenong ambeng di kepalanya. FIJRI/RADARMAS
SUMPIUH – Kebahagiaan Saing (50) membuncah di momen Hari Raya Idul Fitri 2022 ini. Sebab, keinginannya untuk mengikuti prosesi tradisi ambengan pada Bada Turunan terwujud.
Saing asli dari Desa Banjarpanepen Kecamatan Sumpiuh. Lalu, merantau ke Temanggung. Lama sudah melewatkan acara adat ambengan yang dihelat tiap lebaran.
“Ingin sekali ambengan bersama warga lagi. Rindu merasakan suasana tradisi lebaran yang dulu selalu diikuti. Akhirnya, tahun ini bisa datang ambengan,” ujar Saing.
Sejauh apapun merantau. Tanah kelahiran memiliki tempat spesial di hati Saing. Dan menjadi salah satu alasan mudik.
Kebahagiaan Saing bukan sekadar terlibat dalam tradisi ambengan pada Bada Turunan. Juga, karena ambengan masih lestari.
Warga uri-uri budaya. Sehingga, ambengan tetap eksis di tengah modernisasi. Ketika pulang ke kampung halaman, Saing dapat bernostalgia.
Nostalgia tentang mempersiapkan aneka olahan masakan untuk isi ambeng. Kenangan mengenai berjalan kaki menyusuri jalan membawa tenong di kepala.
Soal memori ketika bercengkrama hangat bersama warga. Juga, saat sakral berdo’a bersama. Hingga nikmatnya ambeng disantap berbarengan.
“Lebaran terasa belum lengkap tanpa selamatan ambeng,” imbuh Saing. (fij)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn