DAMPAK BANJIR : Tim melakukan perbaikan semua mesin di TPST Sumpiuh. (FIJRI/RADARMAS)
SUMPIUH – Semua mesin yang ada di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Sumpiuh mati. Juga, sebanyak 45 biopond yang berisi magot tidak terselamatkan diterjang banjir.
Ketua KSM TPST Sumpiuh, Sutarno menyampaikan, kerusakan mesin berdampak pada pelayanan pengambilan sampah pelanggan tersendat. Pada Rabu ini merupakan hari kedua pasca banjir sampah pelanggan belum diangkut.
“Hari ini, ada bantuan perbaikan semua mesin dari DLH,” kata Sutarno, Rabu (16/3).
Nana Supriyana, koordinator tim servise mesin menjelaskan terdapat 3 dosen dan 5 mahasiswa yang diperbantukan oleh DLH untuk perawatan mesin di TPST Sumpiuh.
“Perawatan semua mesin, misalnya kendaraan roda tiga sistem bahan bakar, pengapian. Sehingga ketika digunakan lagi, mesin normal,” terang Nana di sela aktivitas.
Oleh karena itu, KSM TPST Sumpiuh meminta maaf kepada pelanggan. Karena hari ini sampah belum dapat diambil. Setelah perbaikan selesai, pengambilan sampah pelanggan kembali berjalan.
Sementara itu, peternak magot TPST Sumpiuh Suroso menceritakan sebagian biopond mengalami kerusakan. Ditaksir kerugian usaha magot mencapai kisaran Rp 7 juta.
“Magot siap panen habis. Mulai dari nol lagi. Penataan biopond dulu baru tebar benih,” ujar Suroso.
Suroso menanggapi bencana banjir secara bijak. Bahwa setiap usaha akan ada cobaannya sendiri dan bagaimana bisa bangkit setelahnya. (fij)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn