Ilustrasi foging di Banyumas
PURWOKERTO – Hujan yang terus mengguyur Kabupaten Banyumas sejalan dengan penambahan kasus dan kematian Demam Berdarah Dengue (DBD). Per hari ini (23/12), jumlah kasus dan kematian DBD tahun 2021 sudah menyalip tahun 2020.
Operator Fogging Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Banyumas, Slamet Rijadi mengatakan, kasus tahun ini lebih besar dibanding tahun lalu. Data per 23 Desember, total sebanyak 682 kasus Demam Dengue (DD), Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Demam Shock Syndrome (DSS) dengan total kematian 20 orang.
“Jumlah ini menyalip data 2020 (tahun lalu) dengan jumlah hanya 378 kasus (DBD, DD dan DSS) dengan total kematian 12 orang,” terang dia, Kamis (23/12).
Sejauh ini, pihaknya masih merekap laporan KDRS DBD segera (1×24 jam setelah penegakan diagnosis) tentang adanya penderita DD, DBD dan DSS yang terus masuk dari rumah sakit.
“Kasus dan kematian sudah lebih dari tahun lalu,” tandasnya.
Slamet menjelaskan, banyaknya kasus kali ini selain dipengaruh faktor cuaca, juga karena kebersihan lingkungan. Maka dari itu, program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), menurut dia perlu terus ditingkatkan.
Adapun jadwal fogging (pengasapan), lanjut dia, untuk Jumat (24/12) kosong dengan pertimbangan terbatasnya anggaran. Fogging kembali dijadwalkan pada Senin (27/12) di Desa Kebocoran Kecamatan Kedungbanteng.
“Hari ini (kemarin, red) fogging di Wangon. Sebelumnya di Kalibagor dan Fakultas Peternakan Unsoed. Terbanyak kematian tahun ini sementara di Kecamatan Patikraja sebanyak 4 orang,” pungkas Slamet. (yda)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn