BANJARNEGARA – Sebanyak 38 kios dan 450 los di Pasar Mandiraja ludes, saat kebakaran yang terjadi Minggu (3/3) sekitar pukul 22.00. Untuk memadamkan api, dibutuhkan waktu sekitar delapan jam. Yakni dari pukul 22.30 hingga 06.30.
Kabid Damkar Satpol PP Banjarnegara, Nurvavik Krismiarto mengatakan, armada yang diturunkan sekitar sembilan unit dan dua tangki sebagai penyuplai air. “Kami tidak sendiri, tapi dibantu Damkar dari Banyumas, Purbalingga, dan Wonosobo,” ujarnya.
Nurvavik mengaku belum berani menyatakan dugaan penyebab kebakaran. Sebab, masih menunggu uji laboratorium forensik. Nurvavik mengatakan, kebakaran sempat sangat membahayakan. “Dari pukul 00.00 sampai jam dua dini hari, kondisi sangat membahayakan. Karena dibarengi hujan deras dan angin kencang,” jelasnya.
Kepala Satpol PP Banjarnegara Esti Widodo mengatakan, pemadaman berlangsung cukup lama. “Pemadaman dari jam 22.30 sampai jam 06.30,” ungkapnya.
Sempitnya jalan masuk menghambat petugas. Sehingga mobil Damkar tidak bisa sampai ke lokasi. Terutama yang berada di sebelah timur. “Sementara barang di dalam pasar mudah terbakar semua. Ada kayu, pakaian, sembako dan lainnya, sehingga mudah terbakar,” ungkapnya.
Dia mengatakan kebakaran menghanguskan los dan kios dalam pasar sampai 100 persen. Sedangkan kios depan dan sebelah barat selamat dari amukan api.
Dalam upaya pemadaman, satu orang petugas terluka. Petugas Damkar Banjarnegara Wahyu Kurniawan mengaku terluka karena terpeleset. “Ketika sedang memadamkan api, saya terjatuh karena lantai penuh dengan minyak. Sehingga lantai jadi licin sekali. Pas jatuh, jatuhnya di pecahan kaca,” kata dia yang harus mendapat delapan jahitan.
Akibat kebakaran, pedagang mengalami kerugian besar. Pasalnya, banyak pedagang yang baru kulakan untuk dijual Senin (4/3) pagi.
Seorang pedagang warung makan, Sumeh Pangesti mengaku terpukul. “Harapan hanya dari jual makanan. Terbakar gini jadi bingung karena menghadapi bulan puasa,” ungkap janda cerai hidup ini.
Dia mengatakan, bangunan tempatnya berjualan terbakar habis. Peralatan memasak juga habis terbakar. “Padahal baru kulakan,” ujarnya sambil berlinang air mata.
Sumeh menuturkan tidak bisa menyelamatkan barang dagangannya. “Ngga bisa apa-apa. Saya sampai pasar jam 11.30. Sudah tidak bisa apa-apa karena api sudah besar,” ujarnya.
Anggota Komisi III DPRD Banjarnegara Sadulloh mengaku saat kebakaran sedang ngobrol di rumah. Kebetulan rumahnya berada di belakang pasar. “Pada pukul 20.00, tercium bau sangit seperti ada yang terbakar. Namun tidak tahu kalau itu dari dalam pasar,” katanya.
Baru setelah dua jam kemudian, api membesar dan membakar habis los dan kios yang ada di dalam pasar. Sadullloh mengatakan, sebelum terbakar pernah ada wacana pembangunan Pasar Mandiraja pada tahun 2017. Namun belum terealisasi karena ada tarik menarik pembiayaannya.
Sementara itu, Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono yang meninjau Pasar Mandiraja Senin (4/3) mengatakan, peristiwa tersebut merupakan bencana. “Saya tetapkan dengan SK sebagai bencana. Sehingga penanganannya dengan dana darurat bencana,” ujarnya.
Menurutnya, untuk penanganan sementara akan dibangun pasar darurat yang rencananya akan dibangun di Terminal Mandiraja. Selain lokasinya cukup luas, jaraknya juga dekat dengan lokasi pasar yang terbakar. (drn/sus)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn