PURBALINGGA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga resmi menghentikan bantuan droping air bersih kepada warga di daerah krisis air di Kabupaten Purbalingga, awal bulan ini. Hal itu dilakukan setelah meratanya curah hujan.
“Awal bulan ini diperoleh kesimpulan pasti suplai air warga sudah terpenuhi. Sebab, sudah tidak ada lagi permintaan dropping air dari warga. Sehingga droping langsung kami hentikan,” ujar Kepala Pelaksana Harian Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga Satya Giri Podo, Jumat (13/10).
STOP : Musim hujan yang mulai merata membuat pemkab menghentikan droping air bersih.DOK RADARMAS
Dia menjelaskan, berdasarkan data dimilikinya permintaan droping air terakhir pada 4 Oktober lalu. “Permintaan droping terakhir dilakukan empat desa di wilayah Kecamatan Pengadegan, Kecamatan Kejobong dan Kecamatan Kaligondang,” lanjutnya.
Saat ini, pihaknya mulai mewaspadai bencana alam yang biasa terjadi di musim penghujan. Yakni bencana tanah longosr dan bencana banjir. “Sekarang saatnya mewaspadai ancaman longsor, terutama dari tebing-tebing yang merekah lebih lebar saat panas kemarau lalu. Termasuk bencana banjir yang disebabkan oleh luapan air sungai,” imbuhnya.
Ancaman bencana tanah longsor dan banjir sudah dimulai di beberapa titik Kabupaten Purbalingga bagian utara awal Oktober. Yakni di Kecamatan Rembang dan Kecamatan Karangmoncol. Serta terjadi banjir di wilayah Kecamatan Kemangkon. BPBD mulai bergerak rutin melakukan pemantauan di sejumlah kecamatan zona merah atau paling rawan yang dilakukan setiap hari. (tya/sus)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn