Penduduk di 23 Desa Kabupaten Banjarnegara masih mengalami krisis air bersih akibat kekeringan. HERU/RADARMAS
BANJARNEGARA – Penyaluran air bersih untuk daearah kekeringan di Banjarnegara telah mencapai dua juta liter per 10 Oktober kemarin. Hingga kini pengiriman air masih terus dilakukan menyusul kemarau panjang yang belum berakhir.
“Pengiriman air bersih masih terus kami lakukan selama masih ada permintaan,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Banjarnegara, Arief Rahman kemarin.
Data pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara, kekeringan masih melanda 23 desa. Diperkirakan, lebih dari 17 ribu jiwa mengalami kesulitan air bersih pada kekeringan kali ini.
Baca: Pengiriman Air Bersih Capai 1,6 Juta Liter
Ditambahkannya, rata-rata pengiriman bantuan air bersih untuk wilayah terdampak kekeringan mencapai 40 ribu liter per hari. Pengiriman biasa dilakukan dengan menggunaan mobil tangki dengan kapasitas angkut masing-masing 5.000 liter.
Bahkan, diungkapkan Arief, krisis air bersih akibat kekeringan musim kemarau ini cenderung meluas. Terutama diwilayah perkotaan, yang disebabkan oleh terganggunya pasokan air PDAM sehingga pelanggan air ledeng tak mendapatkan air.
Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie memperkirakan baru akan terjadi hujan pada pertengahan bulan Oktober ini. “Musim peralihan musim kemarau ke musim hujan sudah dimulai bulan September denga ditandai adanya hujan dengan intensitas kecil dan cuaca mendung,” katanya.
Sejumlah kecamatan masuk kategori kekeringan ekstrem, meliputi Wanadadi, Purwonegoro, Pagentan, Mandiraja, Sigaluh, Banjarnegara, dan sebagian Bawang, karena tidak hujan berturut-turut lebih dari 60 hari. Wilayah tersebut masih sulit mendapatkan air bersih hingga sekarang. (her)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn