Iin Dwi Sulistyatik, Kasi Holtikultura Dinpertan Banyumas
BANYUMAS – Harga cabai rawit pedas dan bertahan setara dengan 1 Kg daging sapi. Iin Dwi Sulistyatik, Kasi Holtikultura Dinpertan Banyumas mengatakan, masih melambung tingginya harga cabai rawit itu dikarenakan minimnya pasokan atau produksi dari daerah sentra.
“Penyebab harga cabai yang masih tinggi itu, dikarenakan daerah-daerah sentra itu Temanggung, Purworejo, Magelang, untuk penanaman 4 bulan kebelakang itu rendah, tananmya tidak seperti biasanya,” katanya kepada Radarbanyumas.co.id, Rabu (24/3).
Penanaman 4 bulan ke belakang rendah, sehingga membuat minimnya pasokan hingga saat ini. Dengan faktor penanaman rendah itu, Iin melanjutkan, petani cabai alami ketakutan, yaitu saat awal pandemi harga cabai rawit sempat rendah.
“Mereka itu tidak tanam, karena waktu awal-awal covid harga cabai itukan rendah, jadi mereka ada ketakutan untuk menanam,” katanya.
“Karena pandemi ini kan modal mereka juga berkurang, sehingga takut nanti harganya jatuh, akhirnya mereka tidak menanam,” lanjutnya.

Kemudian, meski Banyumas ada produksi, yaitu sekitar 100 hektar untuk cabai rawit, dan 100 hektar untuk cabai merah, namun juga belum mencukupi untuk menutupi kebutuhan yang ada.
“Memang kita ada produksi tetapi bukan daerah sentra, untuk cabai rawit sekitar 100 hektaran, cabai merah sekitar 100 hektaran,” imbuhnya.
Dengan komsumsi cabai rawit 0,16 Kg perkapita perbulan, dan cabai besar atau merah 0,3 Kg perkapita perbulan.
“Kalau dikalikan dengan jumlah penduduk kita itu memang kita tidak mencukupi, jadi memang kita masih dicukupi dengan daerah lain,” terangnya.
Masih dicukupi daeran lain, sehingga menjadi penerima harga yang ditentukan berdasarkan permintaan dan penawaran.
“Kita itukan hanya menerima harga, dan harga itu berdasarkan permintaan dan penawaran, ketika barang banyak jelas permintaan segitu hargakan turun, ketika barangnya tidak ada dan permintaan tetap jelas harga naik, nah kita adalah penerima harga,” ujarnya.
Tetapi dengan adanya harga tinggi ini, menurutnya juga dinikmati oleh petani cabai.
“Karena kita bukan penentu tingginya produksi atau rendah, jadi kita selalu menekankan keteman-teman petani melihat tempat-tempat yang biasa tanam itu sepi atau ramai, kalau sepi itu kita tanam. Kalau ramai kita jangan nanam, pastikan produksinya banyak karena nanti terkena imbas harga yang rendah, jadi teman-teman kita ini menikmati harga yang lumayan, dan luasan panen kita untuk bulan-bulan ini juga lumayan,” pungkasnya. (win)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn