Ilustrasi sembako
CILACAP – Harga sembako di agen Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dinilai lebih mahal dibandingkan dengan pasar. Hal ini membuat Kelompok Penerima Manfaat (KPM) merasa keberatan.
Hal tersebut disampaikan LSM Gibas Cilacap saat beraudiensi dengan Dinas Sosial (Dinsos) dan DPRD Kabupaten Cilacap, Kamis (30/12).
“Harga sembako di agen BPNT kami temukan lebih tinggi dibandingkan dengan pasar, ini membuat KPM keberatan,” kata Ketua LSM Gibas Cilacap Bambang Purwanto.
Selain itu, pihak berwenang dalam distribusi BPNT juga tidak mengedepankan pelaku UMKM lokal seperti Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) yang menurut dia bisa mensuplai beras dalam jumlah besar.
“Kami dorong bagaimana Gapoktan ikut diberdayakan untuk menyalurkan beras dalam program BNPT,” imbuhnya.
Selain dua persoalan di atas, pihaknya juga masih menemukan agen abal-abal, atau agen yang hanya mencairkan sembako hanya saat pencairan BPNT.
“Di hari – hari biasa, mereka (agen abal-abal) tidak membuka warung sembako,” tandas dia.
Kabid Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin pada Dinas Sosial Kabupaten Cilacap Sudir menyampaikan, sesuai regulasi, warung atau agen BPNT diperbolehkan memilih berbagai macam barang yang diinginkan oleh KPM.
Sementara terkait laporan harga, yang menurut Gibas agen BPNT tidak mengikuti harga pasar, akan pihaknya tindak lanjuti.
“Yang terjadi ketika penyaluran barang sedang langka, sementara dituntut KPM untuk dapat barang, itu yang kadang menjadi masalah,” katanya.
Begitu juga warung-warung yang dinilai bermasalah, akan pihaknya koordinasikan dengan petugas di lapangan.
“Warung-warung bermasalah akan kita tindak lanjuti,” tandas dia. (nas)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn