CIKARANG – Pentas Piala AFF 2018 hanya tinggal sebulan. Sejumlah laga uji coba sepanjang bulan ini pun, bakal dimanfaatkan timnas Indonesia untuk audisi mencari skuad inti. Termasuk, laga melawan Myanmar di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang malam nanti WIB (tayangan langsung RCTI pukul 18.30 WIB).
Sayangnya, ketika jadwal pelaksanaan Piala AFF semakin mepet, timnas belum juga memastikan siapa yang menjadi pelatih kepala. Sebab, Luis Milla yang diharapkan kembali menangani skuad Garuda, hingga kemarin belum memberikan kepastian.
Praktis, Bima Sakti tetap menjadi nahkoda pada laga malam nanti. Bima pun menegaskan, tak ada masalah jika Milla belum bergabung. Sebab, sejauh ini struktur permainan Hansamu Yama dkk sudah terbentuk sejak tahun lalu. ’’Saya sudah bersama Milla dua tahun ini. Dan, tim ini tidak jauh beda, latihan selama ini juga sama seperti ketika Milla jadi pelatih,’’ jelasnya.
Karena struktur permainan sudah terbentuk, laga melawan Myanmar nanti hanya dipakai untuk mencari komposisi. Dua debutan seperti Esteban Vizcarra dan Alfath Fahtier akan dilihat, apakah bisa memberi warna baru bagi tim atau tidak. Juga kualitas striker Dedik Setiawan yang jadi pahlawan dalam uji coba menghadapi Mauritius pada 11 September lalu. ’’Ini juga salah satu cara untuk menentukan 23 pemain di Piala AFF nanti,’’ lanjutnya.
Satu hal yang ditekankan oleh Bima adalah, transisi bermain anak asuhnya. Dia melihat ketika melawan Mauritius, timnas sedikit terlambat melakukan organisasi permainan dari bertahan ke menyerang. Begitu juga sebaliknya ketika lawan melakukan counter attack.
Nah, malam nanti, Bima bakal menerapkan strategi anyar. Strategi ini merupakan hasil evaluasi dari Asian Games 2018 dan uji coba terakhir melawan Mauritius. ’’Karakteristik lawan juga berbeda. Jadi saya akan manfaatkan laga melawan Myanmar untuk melihat sejauh mana ini tim bermain,’’ terang jebolan timnas Indonesia Primavera tersebut.
Bima mengatakan, kekuatan Myanmar tak boleh diremehkan. Apalagi, skuad yang dibawa melawan Indonesia malam nanti, sebagaian besar adalah pemain muda. Mereka mayoritas skuad jebolan Piala Dunia U-20 di Finlandia pada 2015 lalu. ’’Saya sudah lihat beberapa kali video pertandingan mereka. Organisasi permainannya bagus,’’ tuturnya.
Ricky Fajrin sependapat dengan Bima. Ricky sudah beberapa kali berhadapan dengan Myanmar. Dan, dia mengakui jika tim berjuluk The White Angels itu punya kualitas yang baik. ’’Kami akan berusaha semaksimal mungkin. Materi latihan sudah kami jalani, kami siap bertanding,’’ ucapnya.
Seperti halnya Bima, pelatih Myanmar Antoine Hey juga memanfaatkan uji coba nanti sebagai ajang audisi. Dia ingin memberi pengalaman kepada anak asuhnya yang diisi oleh sejumlah pemain muda.
Antoine mengungkapkan, dirinya tidak banyak tahu tentang kekuatan timnas. Yang jelas, dia sadar baik Myanmar ataupun Indonesia punya skill, kecepatan, dan kekompakan yang hampir sama. ’’Saya juga hanya ingin fokus di tim saja. tidak melihat siapa lawan,’’ papar Hey.
Pelatih asal Jerman itu berharap Stadion Wibawa Mukti, Cikarang malam nanti bisa penuh oleh suporter Indonesia. Sehingga, bisa memberi teror kepada anak asuhnya. ’’Biar pemain kami punya pengalaman dalam pertandingan penuh tekanan seperti itu,’’ ungkapnya.
Pemain Myanmar Sithu Aung menambahkan, dia sudah tak sabar bertemu Indonesia. Striker yang juga jadi andalan ketika Myanmar masuk Piala Dunia U-20 pada 2015 lalu itu, ingin menunjukkan bahwa Myanmar bisa menang di kandang Indonesia. ’’Kami akan berusaha keras untuk mewujudkan itu,’’ harapnya. (rid/bas)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn