FIJRI RAHMAWATI/RADARMAS
TERPAMPANG: Banner pencegahan bunuh diri di Poli Jiwa Instalasi Pelayanan Kesehatan Jiwa Terpadu RSUD Banyumas.
BANYUMAS – Kasus bunuh diri di Kecamatan Patikraja cukup tinggi. Tercatat dalam kurun waktu beberapa bulan, telah terjadi lima korban bunuh diri. Untuk itu, Instalasi Pelayanan Kesehatan Jiwa Terpadu RSUD Banyumas, bakal melakukan penelitian terkait kasus tersebut.
“Penelitian terakhir mengenai percobaan bunuh diri pada 2017 lalu yang dilakukan pada pasien skizofrenia. Hasilnya, 35 persen pasien mengaku pernah melakukan percobaan bunuh diri,” kata dr. Hilma Paramita, S.PKJ, dokter spesialis jiwa RSUD Banyumas, Rabu (23/10).
Dikatakan dia, bunuh diri pada dasarnya bisa dicegah karena biasanya korban sebelumnya sudah memberikan sinyal dengan mengatakan ingin mengakhiri hidup. Akan tetapi, lantaran keluarga dan lingkungan kurang peka. Pada akhirnya, korban tidak terselamatkan. Tantangan bagi dokter dan tenaga kesehatan untuk melakukan promosi kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri serta terapi.
Melalui penelitian, dengan sasaran tidak hanya pasien di rumah sakit. Melainkan juga hingga tingkat desa. Nantinya dapat diketahui tempat rawan dan alat bantu bunuh diri. Pemetaan titik rawan sebagai upaya pencegahan bunuh diri.
“Bunuh diri telah menjadi penyebab kematian remaja dan dewasa muda terbesar ke dua di dunia setelah kecelakaan lalu lintas. WHO mencatat setiap 40 detik terdapat kematian akibat bunuh diri,” rinci dr. Hilma.
Pada akhirnya, keluarga menjadi benteng untuk pencegahan bunuh diri. Pembinaan karakter untuk menguatkan mental bermula dari keluarga. Sebab, bunuh diri salah satunya dipicu oleh ketidaksiapan menerima kekecewaan. (fij)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn