Kusmiyati
PURWOKERTO – Tidak jadi berangkat, karena hasil rapid antigen reaktif, Warga Kelurahan Kranji, Kecamatan Purwokerto Timur, Kusmiyati merasa sangat beruntung. Lantaran tidak jadi menumpang pesawat Sri Wijaya Air SJ-182 yang belakangan diketahui mengalami kecelakaan dan jatuh di peraiaran kepulauan Seribu.
Saat menceritakan kisahnya, Kusmiyati menuturkan, sebulan yang lalu, pihaknya telah memesan 8 tiket pesawat untuk dirinya dan tujuh orang keluarganya.
Yaitu dengan tujuan berangkat ke Pontianak, Kalimantan Barat dengan jadwal pemberangkatan pada pagi hari.
“Katanya karena yang berangkat pagi hari sangat sedikit akhirnya jadwalnya diubah sore hari. Jadwal pesawat yang jatuh itu,” tuturnya.
Alasan Kusmiyati sendiri, berencana melakukan perjalanan ke Pontianak ialah untik mengunjungi rumah calon menantunya, yang akan menggelar resepsi.
Namun sebagaimana peraturan yang ada, bahwa bagi penumpang yang hendak memggunakan moda transportasi seperti pesawat terbang harus melalukan tes rapid antigen.
Sehingga pihaknya bersama anggota keluarganya melakukan tes tersebut sehari sebelum keberangkatan.
“Tesnya, satu orang dinyatakan reaktif, kemudian diminta untuk tes swab. Karena menunggu hasil tesnya lama, sehari sebelum keberangkatan kami batalkan,” lanjutnya.
Setelah membatalkan perjalanan tersebut, pihaknya justru mendapati kabar pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang mengalami kecelakaan.
Ternyata dari hasil rapid tes antigen tersebut membawa keberuntungan yang begitu besar bagi diri dan keluarganya.
“Bersyukur ada salah satu keluarga yang reaktif, kalau lolos semua saat itu, kita tinggal nama saja. Untuk hasil swabnya sudah keluar kemarin hasilnya negatif,” terangnya.
Meski merasa beruntung, ia mendoakan kepada para korban kecelakaan pewasat itu, agar dapat diterima di sisi-Nya, dan untuk keluarga yang dinggalkan bisa lebih tabah lagi. (win)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn