LENGKAP: Personel KPK (Komunitas Penggali Kubur) memanggul perlengkapan pemakaman, lengkap dengan seragam wajib yakni APD dan hazmat. DIMAS PRABOWO/RADAR BANYUMAS
Inilah Tim yang biasa disebut KPK. Si pengguna pakaian Hazmat. Yang peralatannya bukan jarum suntik. Tapi cangkul. Komunitas Penggali Kubur kepanjangannya.
Ditemui Radar Banyumas di Taman Makam Pahlawan (TMP) Tanjung, Purwokerto Selatan, Febry menceritakan aktivitasnya. Ia salah satu pahlawan covid-19. Jadi Tim KPK. Ada di barisan penghujung. Ketika pasien Covid-19 tak tertolong lagi.
Bulan April 2020, Banyumas sempat geger penolakan pemakaman Covid-19. Saking gegernya, bahkan Bupati Banyumas, Ir Achmad Husein sempat turun lapangan ikut gali tanah untuk pemakaman covid-19.
Febry, yang entah mengapa dikenalnya Ade ini, sudah berkecimpung dalam pemakaman sejak 2013 lalu. Basecampnya di TMP.
Diawal pandemi lalu, saat pertama kali di Banyumas orang meninggal karena covid, Ia diminta untuk terlibat.
“Ya ada bedanya sih. Kalau memakamkan pasien kan pakai APD lengkap. Perbedaan lain, kalau yang pemakaman Covid kita tidak ikut menggali. Datang-datang sudah digali. Nanti dari tim memakamkan juga ngurug tanahnya,” ujarnya.
Jika mendapat panggilan, Ia dan tim meluncur ke BPBD untuk bersiap-siap menggunakan APD lengkap, ya tentu berbaju Hazmat. Meskipun Ia juga tak menyangka memakamkan dengan menggunakan APD lengkap seperti itu.
“Ya kalau pakai APD itu panas. Apalagi kalau siang hari,” kata dia.
Terkadang, disinfektan yang terus diguyur pada saat proses pemakaman turut mengguyur pakaian APD nya itu. Cukup mendinginkan rasa panas berada didalam APD lengkapnya. Tantangan tak hanya terik matahari saja.
Terkadang, ketika harus memakamkan ditempat yang tidak bisa diantar oleh ambulance, maka tim harus memanggulnya.
Pernah suatu ketika, Ia bersama tim memakamkan di Kalipagu. Itu paling jauh ia memanggul peti jenazah covid. Katanya, nyaris satu kilometer Ia dan timnya berjalan.
Pernah juga, Ia memanggul jenazah covid anak kecil. Umurnya, kurang lebih satu tahun. Itu kali pertamanya juga. Kondisi semakin mengharukan, Sang Ibu menangis tak henti-henti di kejauhan. Sedangkan Ia dan timnya sesegukan dibalik APD.
“Momen mengharukan lain juga saat saya mengumandangkan adzan. Saya tanyakan dulu, mau di adzankan atau tidak. Sebab kita tidak tahu latar belakang keyakinan pasien. Tapi kalau berdoa, pasti. Menurut keyakinan dan
kepercayaan masing-masing,” katanya.
Bahkan dulu saat puasa, Ia sempat jam setengah dua malam harus menguburkan pasien covid. “Itu hanya sekali. Setelah itu, mentok-mentok jam sepuluh malam,” ujarnya.
Pekerjaannya itu, semakin sibuk ketika memasuki bulan November hingga diawal-awal Bulan Januari. Saat itu, katanya, sedang tinggi-tingginya pasien covid yang tak tertolong.
“Sehari bisa dua-tiga yang meninggal karena covid. Bahkan sempat sehari 10. Karena ada dua tim, jadi dibagi menjadi dua,” katanya.
Meski setahun sudah Ia bergelut dengan pandemi, berdekatan langsung, namun Ia bersukur hingga kini masih diberi kesehatan. Meski ketakutan tetap Ia rasa. Ia dan Timnya selalu melakukan cek covid. Pun saat ini Ia sudah dua kali divaksin.
Sementara itu, Kabid Darurat dan Logistik BPBD Banyumas, Andy mengatakan, di Banyumas ada tiga regu.
“Tim pemakaman ada 3 regu. Masing-masing regu ada 10 orang,” kata dia.
Ia mengatakan, Tim bergerak ketika mendapat informasi dari Dinas Kesehatan. Lantas tim meluncur ke lokasi.
“Koordinasi dengan Bakesbangpol. Juga pemerintah Desa dan Kelurahan. Selesai dari pemakaman, APD yang dikenakan tim dikirim ke Dinkes. Untuk pengolahan limbah medis,” tuturnya.
Beda peran, Bambang Septiono SH Kasubid Kewaspadaaan Dini dan Kerjasama Intelijen Bakesbangpol Kabupaten Banyumas, Ia sebagai cipta kondisi wilayah. Baik sebelum maupun sesudah pemakaman.
“Intinya jangan sampai proses pemakaman terjadi hambatan dan sebagainya,” kata dia.
Sebab dahulu, beberapa kali terjadi penolakan. “Misal proses penggalian setengah meter. Ada warga datang minta untuk tidak dimakamkan disitu. Kita berusaha edukasi. Bahwa proses pemakaman sesuai SOP,” ujarnya.
Saat ini, menurutnya, keadaan sudah semakin kondusif. Masyarakat memahami.
“Sebelum tim ke lapangan, satgas wilayah sudah edukasi,” tandasnya. (mhd)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn