Masa aksi penolakan wacana pemasangan portal di ruas Jalan Mantrianom – Masaran kembali melakukan demo, Kamis (1/11) di halaman gedung DPRD Banjarnegara. HERU/RADARMAS
BANJARNEGARA – Sekelompok penambang dan sopir truk kembali menggelar aksi penolakan wacana pemasangan portal di ruas Jalan Mantrianom – Masaran, Kamis (1/11) di halalaman gedung DPRD Banjarnegara. Aksi tersebut diikuti lebih dari 200 orang yang berasal dari pengusaha tambang, sopir truk dan perwakilan masyarakat.
Mereka membawa spanduk yang menyebut kebijakan Bupati tentang rencana pemasangan portal Jalan Mantrianom – Masaran arogan. Alasan pemortalan jalan juga disebutkan oleh pendemo tidak masuk akal dan lemah logika.
“Bupati menyebutkan jalan Mantrianom – Masaran sebagai jalan kelas 3 itu sangat keliru. Kami bisa buktikan. Spesifikasi jalan itu sangat baik. Kelas 1, sehingga memiliki kemampuan untuk menopang berat lebih dari 70 ton,” kata Setiawan Budhiarto sebagai Koordinator Aksi Tolak Portal Mantrianom-Masaran.
Baca:
4.761 Peserta Dinyatakan Gagal CPNS
Tolak Rencana Pemortalan, Ratusan Sopir Truk Geruduk Dishub
Relokasi Terminal Karangpucung Mulai Diproses
Tak Kuat Menanjak, Truk Masuk Selokan
Menurut Iwan, kebijakan bupati memasang portal dapat merugikan banyak pihak. Baik penambang, penyedia jasa angkutan, pekerja tambang, serta masyrakat sekitar yang mengandalkan sumber pendapatan dari kegiatan tambang dan aktivitas pendukungnya. “Kami akan terus menolak,” tegas Iwan.
Dikatakanya, perwakilan masa pendemo telah bertemu dengan pimpinan dan anggota DPRD Banjarnegara dan sepakat menyuarakan untuk menolak kebijakan bupati yang akan memasang portal di Jalan Mantrianom – Masaran. “Kami bersama DPRD sepakat untuk tidak memasang portal. Kalau sampai dipasang tanpa permisi kami akan langsung bongkar,” katanya.
Wakil Ketua DPRD Banjarnegara, Indarto juga mengungkapkan hal senada dengan Iwan, dimana wacana pemasangan portal dengan alasan kelas jalan yang rendah itu tidak benar. “Jalan Mantrianom – Masaran itu kelas 1. Bukan kelas 3. Jadi tidak ada alasan untuk menutup (memasang portal),” katanya.
Hal senada juga disampaikan pula oleh Ketua Komisi II DPRD Banjarnegara, Djarkasi. Ia menilai wacana pemasangan portal di Jalan Mantrianom – Masaran dapat mengganggu aktivitas perekonomian masyarakat. “Kami jelas mendengarkan keluhan mereka. Wacana pemortalan harus dikaji lebih teliti dan melalui musyawarah,” ujarnya.
Memberikan kesimpulan, Ketua DPRD Banjarnegara, Nuryanto juga berjanji akan berkomunikasi dengan Bupati untuk tidak terlebih dahulu mengambil tindakan apapun tanpa melalui musyawarah yang melibatkan semua unsur yang berkepentingan terhadap Jalan Mantrianom – Masaran. “Tidak diportal sebelum ada musyrawarah bersama,” pungkasnya.(her)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn