Beroprasi Pada Beban Puncak
BANJARNEGARA – Tingginya sedimentasi membuat volume air Waduk Panglima Besar Sudirman menyusut. Akbiatnya, PLTA hanya dioperasikan pada beban puncak. Pasalnya air di waduk tersebut tidak hanya digunakan untuk membangkitkan listrik, tapi juga untuk mengairi lahan pertanian.
Plh GM PT Indonesia Power UPB Mrica, Toha Hasyimi mengatakan saat ini level ketinggian air berkisar 229 meter sampai 230 meter. Namun karena tingginya sedimentasi, membuat volume air efektif daam waduk menurun drastis. Berdasarkan pengukuran 2016, volume sedimentasi mencapai 104 juta meter kubik dari total 155 juta meter kubik. Namun dia belum bisa memprediksi sampai kapan waduk bisa dioperasikan untuk PLTA.
>OPERASIONAL DIBATASI : Menurunnya debit air di bendungan Panglima Jenderal Besar Soedirman berdampak pada operasional PLTA. (Darno/Radarmas)
Menurut dia, dengan menurunnya volume air pihaknya harus melakukan inovasi pola pemanfaatan air waduk. “Operasi pada beban puncak pada pukul 18.30 sampai 21.00 WIB,” terangnya.
Pembatasan jam operasional PLTA ini bertujuan untuk menjaga suplai air. Pasalnya air dalam waduk tidak hanya digunakan untuk keperluan energi, namun juga untuk irigasi. Meskipun jam operasionalnya dibatasi, namun kapasitas listrik yang dibangkitkan masih stabil. Menurut dia, turbin masih bisa membangkitkan listrik mencapai 95 persen, dari kapasitas terpasang 180 MW yang dihasilkan dari tiga turbin.
Agar umur operasional waduk untuk keperluan energi bertambah, pihaknya tengah mengajukan izin pengerukan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). “Saat ini perizinan kita sudah sampai tahap Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) sudah proses di Kementerian LHK,” terangnya.(drn/nun)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn