BANYUMAS – Ekspresi keprihatinan setelah matinya ratusan ekor ikan di sungai serayu pasca mengalami 3 kali gelontoran lumpur pada awal April oleh adanya flhusing waduk Mrican, ditunjukkan paguyuban seni lukis Banyumas Raya.
Dimomen yang bersamaan dengan tebar benih 10 ribu ekor ikan dalam rangka peringatan hari Bumi pada Senin (25/4) lalu dikomplek bendung gerak Serayu.
21 seniman ikut menunjukkan ekspresi keprihatian mereka dalam bentuk lukisan sesuai aliran mereka masing-masing terkait kondisi ekosistem sungai serayu yang rusak.
Mbah Hadiwijaya, Ketua paguyuban Seni Lukis Banyumas yang beraliran Surealisme dalam momen itu, melahirkan suatu karya lukisan sebagai karya perenungan alam bawah sadar.
Ia mengungkapkan, para seniman membuat lukisan soal kondisi rusaknya ekosistem sungai serayu sebagai bentuk keprihatinan sosial.
“Ini meluapkan ekspresi keprihatinan sosial untuk kelestarian Sungai Serayu yang kritis setelah mengalami gelontoran lumpur,” katanya.
Karya-karya lukisanpun membawa kita masuk dalam kumparan inspirasi. Dan sangat kental terlihat dengan aliran ekspresionisme.
“Karya yang penuh imaginasi membawa pesan untuk semua pihak ikut serta merawat sungai, dan pesan tersebut akan menjadi amanah yang akan ditunaikan,” kata Wabup Banyumas, Sadewo Tri Lastiono
Dengan melukis on the spot, para senimanpun hanya membutuhkan waktu 3 hingga 5 menit untuk menyelesaikan lukisan-lukisan mereka.
“Sebanyak 21 pelukis serempak berkarya dengan merekam dan memaknai realitas tragedi rusaknya alam lingkungan air Sungai Serayu dengan bertebarannya bangkai-bangkai ikan dengan rasa mengunggah dalam bentuk karya seni lukis dengan gaya dan karakteristik sesuai nafas kreasi dan estetika masing-masing para perupa,” Ungkap Eddy Wahono, Ketua Paguyuban Masyarakat Pariwisata Serayu (PMPS).
Dengan aksi tersebut pihaknya juga berharap, dapat menggugah kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan ala.
“Diharapkan dapat menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga Kelestarian Alam Lingkungan sebagai anugerah Tuhan yang tak ternilai harganya. Dan kelestariannya dapat menjadi warisan luhur bagi anak cucu,” terangnya. (win)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn