PURWOKERTO – Ada peningkatan angka kemiskinan di Banyumas yang terjadi pada 2020. Pandemi Covid-19 di Banyumas sejak awal tahun menjadi salah satu faktornya. Seperti yang disampaikan Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappedalitbang) Kabupaten Banyumas, Edy Purbowo.
“Banyak warga yang terdampak pandemi Covid-19. Sehingga beberapa masuk indikator miskin,” katanya.
Dikatakan, dari target angka kemiskinan 11,53 persen di tahun 2020 lalu, nyatanya realisasi di lapangan, angka kemiskinan di Banyumas mencapai 13,26 persen. Angka tersebut bisa dibilang tinggi dibanding tiga tahun sebelumnya, yang terbilang positif, yakni terus mengalami penurunan.
Pada 2017 sebesar 17,05 persen. Lalu 2018 13,5 persen. Dan 2019 menurun lagi 12,53 persen.
“Kemungkinan kalau tidak ada pandemi Covid-19, angka kemiskinan di Banyumas semakin menurun,” katanya.
Edy menuturkan, untuk menurunkan angka kemiskinan, diperlukan dengan pemulihan perekonomian. Salah satu yang sudah diterapkan yaitu melonggarkan jam malam. Di mana banyak pelaku usaha kuliner yang berjalan malam hari.
“Dilakukan bertahap untuk pemulihan ekonomi, mudah-mudahan tidak ada pekerja yang dirumahkan lagi,” tuturnya.
Di tahun ini, belum ada angka pasti untuk target angka kemiskinan. Masih mengacu pada rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) 2018-2023. Ada di angka 10,54 persen.
Edy mengatakan, akan dilakukan revisi atau re-targeting karena kondisi saat ini. Hal itu tidak bisa dilakukan asal dalam menentukan angkanya.
“Perlu ada perhitungan dan kajian akademisi,” katanya.
Dan menurutnya, penanganan kemiskinan masih harus membutuhkan perhatian besar. Pihaknya pun berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk perencanaan menagulangi kemiskinan. (ely)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn