DURIAN: Pedagang durian menunggu pembeli di kiosnya di jalan kabupaten ruas Kemranjen-Tanggeran. FIJRI/RADARMAS
BANYUMAS – Petani durian sedang mengalami masa memprihatinkan. Sebab, pada panen kali ini produksi anjlok.
“Terlalu banyak hujan mengakibatkan durian rontok. Penurunan produksi panen antara enam puluh sampai tujuh puluh persen,” rinci Kepala Desa Banjarpanepen Kecamatan Sumpiuh Mujiono, Senin (11/1).
Praktis, omset pendapatan pemilik pohon durian merosot. Meski harga melonjak hingga kisaran dua kali lipat ketimbang pada kondisi normal. Tetap tidak mampu mengerek pemasukan.
Padahal Desa Banjarpanepen merupakan sentra penghasil berbagai jenis durian. Pemerintah desa menjadikan salah satu program pemberdayaan masyarakat melalui kebun durian warga.
Pemberdayaan masyarakat dengan mengklasifikasikan penghasilan dari sektor perkebunan. Yakni hasil kebun buah mingguan, bulanan dan tahunan. Durian sebagai pendapatan warga tahunan.
“Pendapatan kami dari panen durian tahun ini anjlog. Barang langka, tidak bisa kirim durian ke luar kota,” imbuh Mujiono.
Senada, Kudrat, asal Desa Kecila Kecamatan Kemranjen menjelaskan cuaca ekstrim menjadikan panen durian hanya berkisar dua puluh lima persen. Namun, tidak membuat kualitas durian menurun.
“Pemilik kebun durian di masa pandemi sangat menjerit. Sudah panennya sedikit, omset berkurang. Pembeli sepi, permintaan lokal seputaran dari Cilacap, Gombong, Banjarnegara dan sekitarnya,” tukas Kudrat di kiosnya.
Hampir sepanjang jalan kabupaten ruas Kemranjen-Tanggeran dijajakan durian ketika musim tiba. Kios Kudrat berada di ruas tersebut. Dikatakan Kudrat pengguna jalan yang diandalkan sebagai pembeli tidak seramai tahun-tahun sebelumnya.
Terpisah, Kepala Desa Karangrau Kecamatan Banyumas Suyono menyebut untuk wilayahnya tidak ada panen raya durian. Bukan hanya produktivitas menurun, justru dapat dikatakan hampir tidak panen.
“Panen durian di Karangrau khususnya hanya nol koma sekian persen dari biasanya,” beber Suyono.
Faktor alam menjadi salah satu penyebab yang sangat sulit untuk diantisipasi. Selain itu, petani durian di Karangrau bukan petani khusus yang berkecimpung dalam budidaya durian. Namun, sebagai penghasilan tambahan. Sehingga, pengelolaan pohon durian menjadi tidak maksimal. (fij)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn