Para peserta tengah mengikuti Seminar Merajut Nusantara dengan fokus pembahasan Teknologi Informasi untuk Kebangkitan Bangsa di Grand Ballroom Surya Yudha, Jumat (25/10). (Darno/Radarmas)
BANJARNEGARA – Kementerian Kominfo dengan Komisi I DPR RI menyelenggarakan Seminar Merajut Nusantara dengan fokus pembahasan Teknologi Informasi untuk Kebangkitan Bangsa di Grand Ballroom Surya Yudha, Jumat (25/10). Seminar ini bertujuan untuk mengajak masyarakat agar merajut kembali hubungan yang sempat renggang saat Pilpres 17 April 2019 lalu.
Anggota Komisi I DPR RI Taufiq R Abdullah mengatakan saat Pilpres lalu, banyak orang yang berbeda dukungan. “Bahkan suasananya sangat dinamis.
Oleh sebab itu, setelah Pilpres selesai, setiap orang harus menyatu kembali. Berfungsi sebagaimana mestinya masing masing. Tidak larut dalam perbedaan yang terus-menerus. Presiden sudah terpilih. Presiden Republik Indonesia, presiden untuk semua,” kata dia.
Dikatakan, secara lebih teknis Kementerian Kominfo punya satu keinginan besar agar tokoh masyarakat dan masyarakat luas melek teknologi informasi atau IT.
Dengan tokoh masyarakat yang melek IT, diharapkan bisa memberikan informasi tentang IT kepada masyarakat. “Apa itu IT, apa manfaatnya, apa kelebihannya, apa kekurangannya, apa ancaman-ancamannya?,” paparnya.
Dengan melek teknologi informasi, harapannya masyarakat tidak langsung menerima berita di media sosial yang belum tentu kebenarannya.
“Kalau ada berita, dievaluasi, disaring dan tidak langsung percaya begitu saja,” ujarnya. Dengan masyarakat yang melakukan cek dan ricek terhadap suatu berita, diharapkan terwujud masyarakat yang benar-benar damai. Kedamaian di masyarakat ini merupakan prasyarat yang sangat vital demi kemajuan Indonesia.
“Bangsa-bangsa di dunia ini tengah bersaing. Adu cepat, adu lincah, adu kreatif, adu inovasi. Siapapun yang tidak menyesuaikan dengan tren, akan menjadi bangsa yang tertinggal,” ungkapnya.
Dengan daya saing yang tinggi, diharapkan Indonesia bisa naik kelas menjadi negara maju.
“Mimpinya presiden, bukan lagi menjadi negara dengan pendapatan per kapita menengah. Namun menjadi negara maju dan pada tahun 2045, menjadi lima besar dunia,” tukasnya. Taufiq menambahkan prasyarat untuk menjadi negara maju ini sudah banyak yang terpenuhi. Sedangkan yang lain sedang dipersiapkan. (drn/)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn