
Gedung Bioskop tertua yang masih bertahan di Purwokerto. Dinporabudpar sebut baru satu bioskop yang mengajukan izin buka.
PURWOKERTO – Pembuatan bioskop di Kabupaten Banyumas butuh standar operasional prosedur (SOP). Pemkab Banyumas sudah membuat SOP pembukaan bioskop,
Kabid Pariwisata Dinporabudpar Kabupaten Banyumas mengatakan, SOP bioskop sudah ada sejak lama. “Sekitar bulan Desember,” ujarnya.

Namun, hingga saat ini, bioskop di Kabupaten Banyumas belum juga buka. Hal itu disebabkan karena imasa PPKM. “Aturan yang memang pada saat ini ini, usaha pariwisata. Ada yang diizinkan buka dengan ketentuan ada juga yang belum diizinkan,” kata dia.
Lebih lanjut dikatakan,baru bioskop CGV yang mengajukan izin kepada tim gugus tugas serta sudah dilakukan pemeriksaan oleh tim. “Sudah diverifikasi oleh tim. Yaitu dari Satpol PP, BPBD, Dinkes, Bagian hukum. Dinporabudpar,” tuturnya.
Namun, karena masa PPKM sehingga tidak bisa dibuka terlebih dahulu. “Kami sudah membuat rekomendasi. Kita ajukan ke bupati. CGV sudah punya ijin rekomendasi untuk buka dimasa pandemi. Namun kemudian pada saat itu, keluar aturan PPKM,” imbuhnya.
Kemudian, bioskop yang lain harus mengajukan. Dengan syarat yang diberlakukan.

“Misal, prokesnya. Berapa jumlah tempat cuci tangannya, handsanitizernya, lalu juga jaga jarak kursinya, serta membuat pernyataan juga, bahwa ketika melanggar akan ditutup. Bukan usahanya tapi dimasa pandemi,” tandasnya.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Banyumas Supangkat sepakat bioskop buka. Tapi dengan catatan pengunjungnya nanti harus dicatat.
“Paling utama bioskop ada pengetatan di luar siapa yang masuk. Dicatat seperti di rumah makan ditulis nama, nomor hp, alamatnya, sehingga kalau ada problem mudah trackingnya. sepakat tapi dicatat,” katanya.
Selain itu ia minta protokol kesehatan mesti ketat. Itu jadi harga mati.
“Kalau bioskop dibuka yang penting prokes, prokes harus ketat. Di dalam tempat duduk harus berjarak, sehingga komposisi maksimal didalam 40 persen, tidak boleh lepas masker, dan pemantauan harus ketat,” ucapnya.
Menurutnya, masyarakat saat ini memerlukan rekreasi. Itu jadi salah satu kebutuhan manusia. Bioskop ia nilai jadi salah satu sarana rekreasi. “Masyarakat perlu refreshing. Tapi dengan pengetatan lagi,” ucapnya.
Ia juga tidak memungkiri bahwa pembukaan bioskop berisiko. Oleh karena itu harus dengan pengawasan dan protokol kesehatan ketat. “Sangat berisiko.Tapi ini jadi simalakama dibuka bagaimana ndak dibuka bagaimana,” paparnya perekonomian (aam/mhd)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn