
AUDIENSI : Massa penambang berdatangan ke Gedung DPRD Banjarnegara setelah adanya penolakan dari warga yang dilalui jalur tambang, Selasa (29/10).DARNO/RADARMAS
BANJARNEGARA – Putusnya Jembatan Kali Blimbing di Desa Mantrianom Kecamatan Bawang membuat awak angkutan pasir putih mengalihkan jalurnya. Pemindahan jalur muatan ini menimbulkan reaksi keberatan dari warga. Warga keberatan dengan iring-iringan angkutan pasir putih, debu yang ditimbulkan dan oknum sopir yang ugal-ugalan.
Warga Desa Pucungbedug Kecamatan Purwanegara yang melayangkan aduan Pipit Wijayanti mengatakan iring-iringan truk pengangkut pasir putih yang berjalan cukup kencang. Kondisi ini dinilai mengganggu dan membahayakan anak sekolah. “Karena TK, SD, SMP, MTS dipinggir jalan,” paparnya.
Dia mengatakan sebelumnya ini muatan pasir tidak ditutup dengan terpal. “Baru setelah tanggal 15, setelah kita ketemu di Disnakertrans itu baru ditutup. Itu saja ada yang nakal. Misalnya nutupnya hanya sekedar nyantel saja. Tapi banyak yang sudah nutup,” paparnya. Selain itu, sopir dump truk pengangkut pasir putih juga enggan ditegur agar berjalan pelan.
Koordinator awak angkutan tambang Setiawan Budhiarto mengatakan dengan adanya keluhan dari masyarakat, intensitas penyiraman jalan akan ditambah. Harapannya agar debu tidak beterbangan yang dapat mengganggu lingkungan.
Terkait masalah iring-iringan atau konvoi kendaraan akan diatur agar ada jeda antar kendaraan. Awak angkutan juga diwajibkan untuk menutup muatan pasir putih dengan terpal agar tidak beterbangan yang menimbulkan debu. Pihaknya juga akan menegur apabila ada awak angkutan tambang yang tidak mengutamakan pengguna jalan yang lain.
Anggota DPRD Banjarnegara sekaligus pengusaha tambang pasir putih Bambang Suparno mengatakan terkait keluhan jalan yang berdebu sudah dilakukan penyiraman. “Kemudian diterpal, sudah kita terpal. Kemudian agar tidak terlalu cepat, kita masing-masing mengendalikan supir masing-masing,” ungkapnya.(drn/)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn