ALI IBRAHIM/RADARMAS
MINTA KEJELASAN : Sejumlah calon jamaah umrah mendatangi ponpes yang dijadikan kantor biro perjalanan umrah. Salah satu calon jamaah umrah menunjukkan surat laporan ke polisi.
BANYUMAS – Sejumlah calon jamaah umrah mendatangi pondok pesantren yang sekaligus dijadikan kantor biro perjalanan umrah, di Desa Kemutug Lor, Kecamatan Baturraden, Minggu (15/12).
Kedatangan mereka meminta penjelasan pemberangkatan umrah, yang telah dijanjikan pihak mitra biro perjalanan umrah. Serta menuntut pengembalian dana yang sebelumnya sudah disetorkan kepada pemilik ponpes.
Salah satu calon jamaah umrah Tari (57), warga Desa Kemutug Lor mengatakan, sudah menyetorkan uang sebesar Rp 150 juta. “Itu untuk lima orang. Saya, adik-adik saya, dan ibu. Saya langsung bayar cash,” ujarnya.
Menurut Tari, dia sudah menyetorkan sejak sembilan bulan lalu. Awalnya dia dijanjikan akan diberangkatkan umrah sebelum lebaran 2019. “Ternyata tidak diberangkatkan. Setiap bulan dijanjikan berangkat terus. Tapi tidak pernah terealisasi sampai sekarang,” jelas dia.
Tari menuturkan, sebelumnya sering menghubungi pemilik ponpes Nyai Ningrum, untuk menanyakan jadwal keberangkatan. “Terakhir katanya tanggal 26 November akan berangkat. Tapi juga tidak berangkat. Hingga sekarang tidak ada kejelasan,” jelas dia.
Dikatakan Tari, cukup banyak calon jamaah umrah yang mengalami nasib seperti dirinya. Mereka sudah menyetor uang, tapi tidak juga berangkat umrah. Hingga ada calon jamaah umrah yang sempat menelusuri ke biro perjalanan yang diakui pelaku sebagai relasi.
“Pernah ditelusuri sampai biro perjalanannya. Ternyata data-data dari calon jamaah tidak ada,” ujar dia.
Lebih lanjut dikatakan, Nyai Ningrum cukup gencar dalam menggaet calon jamaah. Dia selalu mendatangi warga yang berniat akan menjalankan ibadah umrah. “Saat ini yang datang baru calon jamaah umrah dari warga sekitar. Belum dari luar daerah,” tuturnya.
Atas kejadian tersebut, Tari melaporkan ke pihak kepolisian. “Setahu saya baru saya yang melaporkan. Lainnya mungkin menyusul Senin besok (hari ini) atau Selasa,” jelas dia.
Sementara itu, salah satu pengurus ponpes Wahyudi yang dikonfirmasi mengatakan, dia tidak mengetahui kepergian Nyai Ningrum dan suaminya H. Rudi Prasetyo Wibowo Diningrat. “Tidak tahu kemana. Dihubungi juga tidak bisa. Perginya sudah sejak sebulanan lalu,” ujar dia.
Wahyudi juga mengaku tidak mengetahui persoalan terkait calon jamaah umrah yang tak kunjung diberangkatkan.
Ketua RW setempat, Warsito mengatakan, kasus tersebut harus segera diusut tuntas. Pasalnya ada ratusan orang yang menjadi korban. “Informasinya ada sekitar 127 orang. Dengan total uang nyaris Rp 1 miliar. Ini memang harus segera diusut dan diminta pertanggungjawaban pelakunya,” jelasnya.
Kapolsek Baturraden AKP Mugiono saat dikonfirmasi mengatakan, sudah mengetahui persoalan ini. Namun korban diarahkan untuk melapor ke Polresta Banyumas. “Korbannya juga ada yang dari luar, jadi pelaporan di Polresta Banyumas,” katanya.
Sementara Kasatreskrim Polres Banyumas AKP Agung Yudiawan saat dikonfirmasi masih belum dapat berkomentar. (ali)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn