Perajin tahu Kalikabong sedang mengikuti pelatihan diversifikasi produk.AMARULLAH NURCAHYO/RADARMAS
PURBALINGGA – Perajin tahu kedelai di sentra tahu Kelurahan Kalikabong, Kecamatan Kalimanah, hingga kini stagnan. Tidak ada kemajuan dan masih membutuhkan peran serta pemerintah agar bisa maju.
“Jika dilihat dari produk, hanya tahu yang digoreng, dijual dan hasilnya kembali diputar untuk bikin tahu lagi. Belum ada inovasi yang membuat tahu bernilai ekonomis lebih tinggi,” tutur Kasi Industri Agro Dinas Perindustrian dan UKM Purbalingga Budi Baskoro, Selasa (30/10) saat Pelatihan Diversifikasi Produk Olahan Tahu di Aula Kelurahan Kalikabong.
Budi mengatakan, saat ini pihaknya telah membantu peralatan dan pendampingan agar industri kecil ini semakin berkembang. Termasuk dalam pelatihan, akan dikenalkan delapan macam makanan olahan berbahan dasar tahu yang layak jual dan bernilai ekonomis tinggi.
“Stagnan juga dilihat dari produksi perhari hanya maksimal 20 kilogram kedelai. Jadi masih sangat kecil dan butuh pendampingan,” tegasnya.
Sementara itu, secara umum Industri Kecil Menengah (IKM) tahu dan tempe di Purbalingga ternyata belum seluruhnya menerapkan standar Good Manufacturing Practices (GMP). Padahal, standar ini merupakan prasyarat dasar bagi industri satunya makanan untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi dan higienis.
GMP merupakan pengendalian mutu dan higienitas produk melalui pengendalian faktor lingkungan, kerja serta proses produksi. GMP ini di antaranya mencakup design dan layout pabrik, pemeliharaan dan sanitasi, pengendalian proses produksi, serta penanganan produk akhir atau siap jual.
“Untuk itu kami melakukan pelatihan ini untuk memberi pemahaman kepada perajin agar lebih inovatif. Jadi produk mereka akan semakin menghasilkan, apalagi Kalikabong sebagai salah satu sentra perajin tahu,” tambahnya. (amr/sus)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn