Ilustrasi
SUMPIUH – Pemilik usaha porang selalu waspada selama tiga bulan di awal tahun. Sebab rawan terjadi pencurian. Yuni Kiki, pengusaha porang menceritakan pencurian marak pada Februari, Maret dan April.
Maling menyasar biji katak porang yang tumbuh di ujung pohon atau tengah daun yang mekar. Juga, di pinggir daun dengan ukuran lebih kecil.
“Panen biji katak berkurang sampai lima puluh persen karena dicuri,” beber Yuni Kiki, Senin (11/10).
Biji katak porang digunakan sebagai bibit. Pada bulan tersebut, biji katak keluar dan diincar pencuri. Aksi pencurian biji katak porang praktis meresahkan pemilik usaha.
Selain sebagai komoditas untuk diperjualbelikan. Biji katak juga dimanfaatkan oleh pengusaha untuk memperluas areal tanam porang.
“Pencurian biasanya terjadi di malam hari. Sudah ditugaskan mador penjaga kebun tapi masih kemalingan juga,” imbuh Yuni.
Terkait dengan perluasan areal tanam porang di Desa Selanegara dan Kelurahan Kebokura. Yuni menuturkan belum menggali lebih dalam mengenai sisi keamanan.
Berharap ketika musim produksi biji katak porang tidak menjadi sasaran pencurian. Sebagaimana yang terjadi di areal penanaman porang miliknya di kecamatan lain di wilayah Banyumas. (fij)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn