BINCANG: Diskusi sejarah Purbalingga, yang diselenggarakan komunitas sejarah. (ADITYA/RADARMAS)
PURBALINGGA – Prasasti penting era Hindu-Budha di Kabupaten Purbalingga, banyak yang “hilang”. Salah satunya dalah Prasasti Bukateja, yang saat ini justru dimiliki oleh Belanda. Hal itu diungkap dalam Diskusi Historia Perwira #1, Ragam Sejarah di Purbalingga yang dilaksanakan di Kedai Pojok, kemarin malam.
Pemerhati sejarah Kabupaten Purbalingga Gunanto Eko Saputro mengatakan, pada era Hindu-Budha Kabupaten Purbalingg memiliki sejumlah prasasti. Yakni, Prasasti Batu Tulis Cipaku dan Prasasti Bukateja.
“Ini artefak menarik, misal Prasasti Bukateja terbuat dari lempengan emas. Sayangnya saat ini tersimpan di Leiden, Belanda,” ujarnya.
Dia menambahkan, inskripsi di dalam dua prasasti tersebut menandakan abad ke 5-8 Masehi. Hal itu, menandakan di Kabupaten Purbalingga terdapat peradaban bercorak Hindu-Budha.
Dijelaskan olehnya, tak hanya itu, Kabupaten Purbalingga juga memiliki sejumlah situs purbakala. Diantaranya, adalah Situs Tipar di Desa Ponjen yang merupakan situs perbengkelan purba.
Situs itu pernah diteliti Prof Harry Truman Simanjuntak, Bapak Arkeologi Indonesia, pada tahun 1983. Situs tersebut, masuk dalam Atlas Pra Sejarah Nasional sejajar dengan situs purbakala lainnya. Seperti Sangiran dan Trinil.
Tak hanya itu, di Kabupaten Purbalingga ditemukan menhir di Desa Dagan, punden berundak di Situs Bandingan dan Karangjambu. Serta, temuan fosil geraham Stegodon atau gajah purba di Desa Onje. (tya)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn