PRODUKSI: Empu gamelan sedang membuat bonang. (FIJRI/RADARMAS)
BANYUMAS-Di tengah modernisasi, profesi sebagai empu gamelan kecenderungan kurang diminati. Sebab, empu membutuhkan keahlian khusus.
Muhindarto menyebut menekuni bidang pembuatan gamelan adalah panggilan jiwa. Sekaligus menyalurkan hobi.
Produksi gamelan dilakukan secara manual. Menempa besi berbagai ukuran ketebalan dengan palu. Hanya penyambungan yang menggunakan bantuan las.
“Menempa gong prosesnya sama dengan bonang dan lainnya. Bedanya di ukuran, gong lebih besar, lebih susah” kata Muhindarto.
Muhindarto, menceritakan daya beli masyarakat terhadap gamelan juga berpengaruh pada eksistensi empu.
Ketika pasaran gamelan lesu. Pendapatan dari penjualan gamelan tidak ada kepastian untuk mencukupi kebutuhan hidup.
“Daya beli masyarakat menurun, empu gamelan beralih ke produksi knalpot,” tutur Muhindarto.
Bahan baku gamelan dari besi. Produksi gamelan disesuaikan dengan daya beli masyarakat. Selama ini, penggunaan besi bukan kualitas terbaik. Sebab, mahal.
Semakin mahal bahan baku gamelan. Maka harga jual gamelan juga tinggi. Oleh karena itu, agar harga gamelan terjangkau pemilihan baku disesuaikan.
“Belum ada yang pesan gamelan dengan bahan besi terbaik. Bahan baku menggunakan yang standar tetap dengan hasil terbaik,” tandas Muhindarto. (fij)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn