TOK-TOK: Peserta pelatihan memukul daun singkong menggunakan palu. (ISTIMEWA)
TAMBAK-Suara ketukan palu menggema di Aula Kantor Desa Kamulyan Kecamatan Tambak. Bunyi bersumber dari warga yang memukul dedaunan di atas lembar kain di meja.
Dedaunan segar terus dipukul. Hingga warna daun menempel di kain. Praktis, selama proses tersebut ruangan “berisik”.
Dwi Setyaningsih, pemateri sekaligus Ketua Pokja 2 PKK, menyampaikan warga tengah membuat ecoprint tahap paling dasar. Motif dari dedaunan yang dipukul.
“Polanya, daun ditempel sesuai selera. Posisi tulang daun di bawah,” terang Dwi, Minggu (29/5).
Kain ecoprint yang sudah jadi selanjutnya dapat digunakan untuk kerajinan. Seperti baju, tas, dompet, scraf dan lainnya.
Kerajinan dari ecoprint berpotensi untuk usaha bagi warga. Di Pasar Tambak terdapat rest area. Salah satunya untuk memasarkan produk kerajinan.
“Kalau ada yang mau serius, sangat memungkinkan untuk dijual di Rest Area. Pola daun singkong itu cakep, khas Desa Kamulyan,” imbuh Dwi.
Singkong adalah hasil bumi di Desa Kamulyan yang sudah terkenal kualitasnya. Sehingga Pokja 2 PKK mendorong warga untuk bisa mengangkat nama desa dari ecoprint. (fij)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn