PURWOKERTO – Kota Purwokerto bersih dari Pengemis Gelandangan dan Orang Terlantar (PGOT). Itu doa dari Sudarsono, warga Karanglewas. Upaya itu bisa dimulai dengan edukasi dan sosialisasi kepada PGOT juga masyarakat.
Sudarsono melihat sosialisasi yang mulai dilakukan Satpol PP Kabupaten Banyumas terkait Perda Nomor 16 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Penyakit Masyarakat bisa lebih efektif lagi. Menurutnya, sosialisasi jangan hanya dilakukan kepada masyarakat, tapi juga PGOT.
“Sebenarnya sosialisasi kan bukan pada pemberinya saja, tapi juga pada PGOT sekalian. Jadi jika dilakukan pada titik-titik yang ada PGOTnya, biar sekali langkah bisa dapat dua sasaran pasti lebih efektif,” kata dia.
Dia menginginkan, agar ada edukasi yang efektif agar PGOT tidak malas lagi. Bahkan bisa mandiri tanpa harus meminta-minta. Menurutnya ada kekhawatiran ketika ada PGOT yang berpenampilan seperti preman, bisa merusak kendaraan pengguna jalan jika tidak diberi uang.
“Ada lagi di beberapa titik, anak balita yang minta-minta. Itu sangat berisiko pada kecelakaan,” ucapnya.
Sementara itu, Kasatpol PP Banyumas Setia Rahendra mengatakan, sosialisasi dan edukasi Perda Nomor 16 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Penyakit Masyarakat sudah menyasar PGOT.
“Sebenarnya kaya gitu. Tapi begitu saya datang PGOT pada lari, sasaran saya pengendara kendaraan bermotor dulu,” ujarnya.
Terkait kekhawatiran kendaraan pengguna jalan dirusak PGOT, pihaknya bakal siapkan petugas yang akan berjaga. Lokasinya di simpang-simpang yang banyak terdapat PGOT.
“Nanti akan kami awasi. Akan ada petugas yang berjaga dan akan turun langsung. Itu sudah tugas kami,” terangnya.
Terpisah, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Banyumas Supangkat mengatakan, sosialisasi harus dilakukan menyeluruh. Pemanfaatan media seperti banner, spanduk di titik-titik yang banyak PGOT harus diperbanyak.
“Jadi paling tidak harus ada sosialisasi, dan ada pemasangan banner atau spanduk jangan beri kepada pengemis di jalan umum. Supaya masyarakat tahu kalau itu dilarang,” terangnya.
Pengawasan secara berkala juga harus dilakukan. Agar memberikan rasa aman bagi masyarakat. Pun dengan operasi yustisi harus lebih gencar lagi.
“Tapi harus ada patroli, karena takutnya jika tidak dibeli nyoreti mobil. Sosialisasi harus gencar,” pungkasnya. (aam)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn