Oleh : Abdul Aziz Nasihuddin
(Badan Pembina Harian UMP)
Ada sebuah pepatah yang menyatakan “Ada pertemuan, ada perpisahan”. Demikian memang ketentuan yang sudah digariskan.
Ramadhan sebagai tamu agung yang banyak membawa kegembiraan itu akhirnya sebentar lagi akan mohon pamit. Malam akan terasa begitu panjang, ketika di malam idul fitri kumandang takbir tak henti-hentinya dilantunkan.
Membawa semburat Kemenangan ke seluruh pelosok, bahkan sampai di pojok-pojok, tempat ayam biasanya berkokok, tapi tidak pernah pada ngerokok.
Ada yang berpantun “Kalau ada sumur di ladang, bolehlah kita menumpang mandi, Kalau adaumurku Panjang, bolehlah kita jumpa Ramadhan lagi”. Sedih Sekali
Ramadhan yang kita lewati pasti meninggalkan kesan yang amat dalam. Ibadah yang biasanya tidak begitu nikmat jadi terasa nikmat saat di bulan Ramadhan. Orang yang biasanya bangun balapan sama matahari terbit jadi bisa bangun dini hari.
Masjid-masjid yang biasanya kosong melompong seperti gigi yang full ompong jadi penuh terisi dengan wajah yang berseri-seri. Di sore hari, masjid jadi ramai didatangi tua muda segala usia bertadarus menunggu acara paling favorit di bulan Ramadhan: Adzan Maghrib.
Kenangan Ramadhan itu sebentar lagi berlalu. Sebenarnya wajar kalau kita sedih karena di tinggal tamu yang luar biasa itu.
Hari hari dimana amal kita dilipatgandakan pahalanya, hari-hari dimana godaan tidak begitu berat, hari-hari yang penuh pengampunan dosa, hari-hari yang kita dijauhkan darin neraka.
Tidak perlu galau.
Laman Berikutnya: 1 2
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn