PURWOKERTO – Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) bakal menyita banyak waktu bagi guru. Oleh karenanya sekolah dinilai memiliki tanggung jawab dalam menyelesaikan persoalan guru pengganti bagi guru yang tengah mengikuti program PPG. Keberadaan guru pengganti dibutuhkan agar kegiatan pembelajaran di sekolah tetap berjalan dengan baik.
Kabid Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (PGTK) Dinas Pendidikan (Dindik) Banyumas, Edy Rahardjo mengatakan, program Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebagai pengganti dari program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) yang berlaku mulai tahun ini berlangsung cukup lama, yakni sekitar empat bulan. Kondisi tersebut memberikan konsekuensi para guru yang mengikuti program tersebut, terpaksa harus banyak meninggalkan tugas utamanya sebagai pendidik di sekolah.
Oleh karena itu, agar kegiatan belajar mengajar masih berjalan, maka diperlukan adanya guru pengganti bagi mereka yang mengikuti program PPG tersebut. “Maka muncul adanya tanggung jawab dari masing-masing satuan pendidikan untuk mencarikan guru pengganti mereka,” ungkapnya.
Kendati sekolah atau satuan pendidikan harus bertanggung jawab untuk mencarikan guru pengganti, namun pihak sekolah tidak boleh mengangkat guru lagi, terutama guru wiyata bakti (WB). Sekolah sebisa mungkin harus memberdayakan guru yang ada di sekolah tersebut.
Menurutnya, meski sama-sama sebagai pintu masuk bagi guru dalam memperoleh tunjangan profesi, namun keduanya memiliki perbedaan. Pelaksanaan PLPG hanya ditempuh dalam jangka waktu yang relatif singkat, yakni sekitar 10 hari, sedangkan PPG dilaksanakan lebih lama.
“Baik PLPG maupun PPG merupakan syarat untuk bisa mendapatkan sertifikat sebagai pendidik profesional, sehingga berhak untuk menerima tunjangan profesi guru. Pelaksanaan PPG bakal lebih berat,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, tahun 2018 ini sebanyak 115 guru di Kabupaten Banyumas mendapatkan kesempatan mengikuti program PPG. Rinciannya 32 guru TK, 41 guru SD dan sebanyak 42 guru SMP. (ali)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn