
KEMRANJEN – Ribuan hektar tanaman padi di Kecamatan Kemranjen terancam gagal panen (puso). Hal itu lantaran para petani cenderung lambat dalam menggarap sawah pada masa tanam dua ini. Selain itu, tanam tidak serentak menyisakan sebagian wilayah di Kecamatan Kemranjen belum panen.
“Pengolahan lahan belum mencapai sepuluh persen. Masalahnya sudah terlanjur terlambat tanam,” tukas Koordinator Penyuluh Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Kemranjen Heri Santosa, Kamis (4/4).
Pengolahan lahan sawah terkendala pemilik traktor. Sebab, mayoritas pemilik traktor juga memiliki mesin perontok padi. Di saat bersamaan, pemilik traktor masih bekerja merontok padi.

Dikatakan Heri mesin traktor tersebut dicopot sementara untuk mesin perontok padi. Sehingga menghambat percepatan tanam yang dimulai sejak 1 April lalu.
Pada sosialisasi percepatan tanam, BPP Kecamatan Kemranjen sudah merekomendasikan supaya petani menyemai benih terlebih dahulu. Meskipun masih dalam proses panen, akan tetapi saran tersebut tidak diindahkan. “Kembali ke masing-masing petani. Semoga tetap bisa mengejar supaya sawah tidak kekeringan dan bisa panen ke dua,” ujar Heri di meja kerjanya.

Mengurai polemik musim tanam bagi BPP Kecamatan Kemranjen bukan hal mudah. Sebab, di saat mulai pengolahan lahan dan menyelesaikan masa panen, masih ada petani yang baru tutup tanam. BPP Kecamatan Kemranjen mencatat terdapat 1884 hektare lahan pertanian. Sedangkan 200 hektare sawah berupa genangan. (fij)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn