SEPENUH HATI : Midhan Anis saat melukis kaligrafi. (ANIS UNTUK RADARMAS)
Anis Belajar Kaligrafi dengan Otodidak
Menggeluti kaligrafi sejak MTs kelas 2, karya kaligrafi Midhan Anis kini sudah dinikmati banyak pecinta seni. Berkali-kali karyanya dipamerkan di berbagai kota. Nilainya pun mencapai puluhan juta rupiah.
RAYKA- Cilacap
Anis, pria asal Kabupaten Magelang, mulai menekuni dunia kaligrafi sejak tahun 1990. Dia mengaku belajar kaligrafi secara otodidak. Inspirasinya dari buku-buku dan apa saja yang ditemuinya.
Saat itu, Anis l masih duduk di bangku MTs kelas 2. Dia dipercaya membuat kaligrafi di sebulah Mushala di tempat asalnya. Meski masih amatiran, namun dia melukisnya dengan percaya diri.
Selang berapa tahun, dia menemukan guru kaligrafi lulusan Pondok Gontor Jawa Timur. Tepatnya saat pindah ke Solo hingga masuk kuliah di IAIN Walisongo Semarang. Anis pun mulai mengikuti lomba-lomba khat. Dia sering memenangkan perlombaan yang diikutinya.
“Tahun 1995 saya masuk kuliah di IAIN Semarang. Dari situ saya terpacu untuk belajar serius soal kaligrafi,” ujarnya.
Anis mengaku hanya 5 semester di IAIN Semarang. Dia disibukkan dengan bisnis furnitur. Kemudian di tahun 2014, dia pindah ke Cilacap dan buka Toko Jam.
Di Cilacap, Anis berkenalan dengan master-master Kaligrafi penjuru Nusantara saat kegiatan Khaul di Pondok Pesantren Al Ihya Kesugihan. Hasil pertemuan dengan master-master kaligrafi tersebut, dia kemudian mengkoordinir kegiatan lomba kaligrafi tingkat nasional di Jakarta.
“Saya sering meminta istri untuk melayani pengunjung toko. Sementara saya melukis. Dalam sehari biasanya bisa saya habiskan 7 jam untuk duduk dan melukis,” ujarnya.
Dia mengaku menjual karyanya mulai dari termurah Rp 2,5 juta hingga Rp 35 juta. Tak jarang dia mengunggah karyanya di media sosial.
Laman Berikutnya: 1 2
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn