Ditemukan di LAUT: Wakasal Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono (tengah) memeriksa barang bukti narkotika jenis kokain di Koarmada I, Jakarta, kemarin (9/5). (FEDRIK TARIGAN/JAWA POS)
JAKARTA – Empat kantong yang mengapung di Selat Sunda, tidak jauh dari Pelabuhan Merak, menarik perhatian personel TNI-AL yang tengah patroli pengamanan arus mudik dan arus balik pada Minggu (8/5) siang.
Lantaran dianggap mencurigakan, personel di Kapal Angkatan Laut (KAL) Sangiang itu membawanya ke Pangkalan TNI-AL (Lanal) Banten.
“Setelah berkoordinasi dengan BNN Provinsi Banten, dugaan awal dari barang tersebut ternyata benar adalah narkotika jenis kokain,” terang Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono di Jakarta.
Berdasar hitung-hitungan, nilai total kokain seberat 179 kilogram tersebut mencapai Rp 1,25 triliun. Besarnya temuan itu membuat BNN pusat di Jakarta turut memberi atensi.
Seluruh kokain diserahkan kepada BNN Provinsi Banten, kemudian diteruskan ke BNN pusat. Untuk memastikan asal kokain tersebut, BNN memeriksa sampelnya di laboratorium.
Saat ditemukan KAL Sangiang, tidak ada seorang pun yang tampak di sekitar lokasi. BNN dan TNI-AL masih mencari tahu pemilik kokain itu.
Menurut Heri, ada tiga modus operandi yang diduga dilakukan untuk menyelundupkan barang terlarang itu. Pertama, kokain tersebut sengaja dilempar ke tengah laut oleh pengirim. Kemudian, penerima kiriman akan mengambilnya.
”Kemungkinan yang pertama adalah sudah ada yang akan mengambil,” ungkap Heri. Namun, sebelum barang diambil, TNI-AL yang berpatroli di perairan Banten lebih dulu mengamankannya.
Kemungkinan kedua, lanjut Heri, para pelaku ingin memanfaatkan pasang surut air laut sebagai bagian dari upaya penyelundupan. Sebab, pasang surut air laut bisa dihitung. Datanya lengkap tersedia. Terakhir, para pelaku memasang alat pelacak pada paket kokain itu.
Laman Berikutnya: 1 2
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn