ilustrasi, foto istimewa
PURWOKERTO – Aktifnya skrining Thalasemia pada usia remaja oleh Dinas Kesehatan, berimbas pada tingginya angka Thalasemia di Kabupaten Banyumas.
Saat ini angka Thalasemia mayor Banyumas menjadi yang tertinggi di Jateng dengan 243 orang.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Banyumas dr Arif Sugiono mengatakan, Banyumas beruntung mendapat kesempatan belajar terkait Thalasemia dari Kemenkes dengan ditetapkan menjadi lokus deteksi dini thalasemia.
Kondisinya seJateng, angka penyandang thalasemia mayor di Banyumas tertinggi dengan 243 orang. Penyebabnya di Banyumas skrining Thalasemia aktif dijalankan pada usia remaja.
“Ini merupakan kerja dari kita semua,” katanya, Rabu (11/5).
Arif menjelaskan, Pemkab Banyumas sangat konsen terhadap pencegahan Thalasemia. Perbup pencegahan thalasemia jika tidak ada halangan ditandangani hari ini (Rabu, red).
Melalui Perbup, pemerintah daerah hadir dalam pencegahan thalasemia tanpa mencinderai Hak Asasi Manusia (HAM).
“Calon pengantin (catin) diarahkan untuk skrining. Kita edukasi masif. Harapannya ke depan masyarakatlah yang menjadikan skrining thalasemia sebagai kebutuhan,” terang dia.
Dilanjutkan, deteksi dini Thalasemia oleh Kemenkes di Banyumas direncanakan berjalan pada 23 hingga 25 Mei. Pada Kamis (12/5) terlebih dahulu dilangsungkan webinar peringatan Hari Thalasemia Sedunia 2022.
“Target deteksi dini 200 orang ring I thalasemia,” pungkas Arif. (yda)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn