Ilustrasi
MAJENANG – Perpanjangan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), dikeluhkan sejumlah kalangan dari warga masyarakat. Mereka terutama adalah para pelaku usaha kuliner, toko dan pemilik kedai kopi. Demikian juga dengan Pedagang Kaki Lima (PKL).
“Kalau bisa sih tidak ada PPKM,” ujar Tiar, salah satu pemilik kedai kopi di Majenang, Senin (25/1) kemarin.
Menurutnya, kedai seperti ini memang bisa saja buka pada pagi hingga siang hari. Namun pengunjung dipastikan akan sangat sedikit.
Mereka biasanya mulai berdatangan ketika sore atau selepas senja usai bekerja. “Mulai ramai ya sore sampai malam,” katanya.
Hal serupa juga dikatakan oleh Caca. Pengusaha kuliner di Majenang ini mengaku pembeli menurun drastis. Apalagi tempatnya lebih menawarkan konsep santai bagi para pengunjung. Sementara suasana santai ini baru didapatkan usai jam kerja.
“Suasana santai kan didapatkan kalau selesai jam kerja. Biasanya jam lima (sore). Sejak ada pembatasan, pembeli jarang datang karena ga bisa lama-lama di sini,” kata dia.
Dia mengakui, selama PPKM tahap pertama ini omsetnya turun drastis. Bahkan pada akhir pekan kemarin, omsetnya tidak lebih dari 30 persen dibandingakn sebelum PPKM. “Turun banget,” kata dia.
Karena itu dia berharap PPKM ini bisa segera berakhir. Atau minimal tidak ada perpanjangan lagi. Hingga pelaku usaha di Majenang bisa kembali mendapatkan keuntungan seperti sebelumnya.
“Kalau bisa jangan diperpanjang lagi,” tandasnya. (har)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn