OJEK AIR : Karena sumber air mengering, warga harus ngangsu air menggunakan sepeda motor. Selain itu, banyak juga yang memanfaatkan jasa ojek air.DARNO
BANJARNEGARA – Kemarau yang berkepanjangan membuat warga kesulitan air bersih. Kondisi ini memunculkan peluang baru dengan munculnya ojek air di sejumlah tempat. Selain menggunakan sepeda motor, banyak juga warga yang membeli air dalam jumlah besar dengan wadah torn.
Anggota DPRD Banjarnegara dari Desa Kecepit Kecamatan Punggelan Wasis Pujiarto mengatakan sejak sebulan yang lalu, warga banyak yang membeli air. Sebab mata air dan sumur warga banyak yang mengering. “Untuk membeli air, warga harus antri,” kata dia, kemarin.
Karena banyaknya warga yang membutuhkan air, antrian bisa sampai beberapa jam. Untuk harga, satu jerigen air dibandrol Rp 500. Namun bagi yang tidak mau repot, juga ada ojek air. “Untuk ojek satu jerigen, ongkosnya Rp 2 ribu sampai rumah. Kalau pakai torn 1.000 liter, harga Rp 50 ribu sampai Rp 70 ribu. Tergantung jarak antar,” jelasnya.
Air tersebut dibeli warga dari cucian mobil di Desa Kecepit yang lokasinya berada di dekat sungai. “Sumber airnya dari sumur milik perseorangan. Sumur tidak kering meskipun disedot sampai ribuan liter per hari karena berada di tepi sungai,” jelasnya.
Harga yang dibayar warga Desa Merden Kecamatan Purwanegara untuk membeli air lebih mahal di bandingkan di Desa Kecepit Kecamatan Punggelan. Seorang warga Desa Merden Kecamatan Purwanegara Yudakem mengatakan karena kekeringan, dia terpaksa harus membeli air. “Kalau beli satu torn ukuran 1.000 liter harganya Rp 100 ribu,” kata dia. Sebab jarak yang harus ditempuh kendaraan lebih jauh dan medannya lebih sulit. Karena membeli, air harus dihemat. “Untuk apa saja, untuk minum masak, masak dan juga mencuci serta mandi,” ujarnya. Meskipun dihemat, air hanya cukup untuk satu pekan. Sehingga dalam sebulan, pengeluaran untuk membeli air mencapai Rp 400 ribu. (drn/)
Facebook
Twitter
Instagram
Google+
YouTube
LinkedIn